Chandra Irawan, GM Atria Hotel Magelang: Sosok Ulet, Rendah Hati, dan Teladan di Mata Sahabat dan Budayawan
Chandra Irawan, General Manager Atria Hotel Magelang-Istimewa-
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Dunia perhotelan, pariwisata, hingga seni budaya di Kota dan Kabupaten Magelang kehilangan sosok penting.
Chandra Irawan, General Manager Atria Hotel Magelang, meninggal dunia pada Sabtu, 4 Oktober 2025 pukul 13.30 WIB.
Pria kelahiran Ujung Pandang, 29 Juni 1972 itu akan dimakamkan pada Minggu, 5 Oktober 2025 setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka Jl. Mangga No. 2, RT 009/RW 003, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Kepergian Chandra meninggalkan duka mendalam bagi rekan kerja, sahabat, seniman, hingga para budayawan yang mengenalnya sebagai figur penuh dedikasi, rendah hati, dan selalu dekat dengan berbagai kalangan.
BACA JUGA:Jangkau Ratusan Desa di Jateng, Ahmad Luthfi Sebut Speling Instrumen Kesehatan Masyarakat Desa
Sosok Rendah Hati dan Kaya Ilmu
Budayawan sekaligus sahabat dekatnya, Triyudo Purwoko, menyebut Chandra Irawan sebagai pribadi yang ulet dan sarat ilmu, khususnya di bidang perhotelan dan pariwisata.
“Beliau itu ulet sekali. Syarat dengan ilmu, terutama tentang kepariwisataan. Tapi yang paling saya ingat, dia orang yang sangat rendah hati, santun, dan selalu mau berbagi,” ujar Triyudo, dihubungi Magelang Ekspres.
Hubungan keduanya bermula dari pertemuan di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Magelang. Seiring waktu, kedekatan itu berlanjut hingga ke ranah pribadi.
“Beliau sering sekali berkunjung ke rumah saya. Bahkan, pernah malam-malam datang sambil membawa teman dari Bandung hanya untuk ngobrol soal adat Jawa dan seni tradisi,” kenang Triyudo.
BACA JUGA:Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Minta Dokter Spesialis di Puskesmas Desa Ditambah
Cinta pada Budaya Jawa
Meski berasal dari Makassar, Chandra dikenal fasih berbahasa Jawa dan akrab dengan adat istiadat Jawa. Ia kerap hadir mengenakan busana tradisional Jawa dalam berbagai acara.
“Beliau tidak hanya menguasai dunia perhotelan, tapi juga serius mempelajari adat Jawa. Bahasa Jawa fasih, busana adat pun sering dikenakan. Itu menunjukkan betapa dalamnya rasa hormatnya pada budaya,” kata Triyudo, yang juga akrab disapa Pak Pur ini.
Tidak hanya itu, Chandra juga dikenal ringan tangan, mudah hadir di setiap acara budaya dan pariwisata. Dari seminar pariwisata hingga gelaran seni tradisi, ia selalu meluangkan waktu untuk hadir, bahkan menjadi pembicara.
“Beliau teladan. Sosok yang punya nilai plus, karena menggabungkan profesionalisme di perhotelan dengan kecintaannya pada seni budaya,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: