Planet of Love, Film yang Menyentuh Isu Kemanusiaan Anak dengan HIV

Planet of Love, Film yang Menyentuh Isu Kemanusiaan Anak dengan HIV

CERIA. Melihat anak-anak bersuka cita saat pengambilan gambar Film Planet of Love yang lahir dari rahim kepedulian para penyintas ADHIV.-IST-MAGELANG EKSPRES

MAGELANGEKSPRES.ID - Tubuh kecil itu tampak terlelap di kasur bermotif bunga yang warnanya mulai pudar.

Napasnya berat, diseling batuk pendek yang pelan.

Di meja kayu di sebelahnya, tiga toples obat berisi tablet merah muda berjajar rapi yang salah satunya tertulis nama Okta.

BACA JUGA:Anggota PWI Kota Magelang Produseri Film Planet of Love, Seruan Lawan Diskriminasi Bagi Penyintas HIV

Dari ruang lain terdengar tawa-tawa kecil. Rupanya, dari tawa kecil itulah lahir ketabahan yang membuat mereka bisa bertahan.

Kehidupan di Panti Asuhan Yayasan Lentera Surakarta, menjadi inti kisah dokumenter Planet of Love.

Sebuah film dokumenter, karya sutradara Ika Wulandari bersama produser John Badalu dan Putri Rakhmadhani N Rimbawati sebagai produser impact.

BACA JUGA:Film Planet of Love Realitas Anak-anak Penyintas HIV yang Hidup Dibawah Tekanan Masyarakat

Film berdurasi 100 menit ini menyorot keseharian anak-anak dengan HIV/AIDS (ADHIV) yang terpaksa kehilangan hak dasar sejak usia belia.

Tak sekadar penyakit, mereka juga harus mendapatkan tekanan stigma masyarakat yang meminggirkan.

Di Panti Asuhan itu, dua sosok menjadi penopang kehidupan. Ngatiyem (65) dan Puger Mulyono (49). Ngatiyem merawat cucunya, Okta (9), yang kesulitan bernapas dan sering batuk panjang.

Sekadar informasi, Puger Mulyono dan Yunus Prasetyo adalah sosok dibalik berdirinya Yayasan Lentera Surakarta.

BACA JUGA:PRGS Gandeng Yayasan Kalandara Cegah Penularan HIV/AIDS

Bersama Puger, sosok Ngatiyem menjaga tiga belas anak lainnya. Semuanya penyintas HIV yang dikeluarkan dari sekolah. Alasannya, tentu Puger dan Ngatiyem sudah mengetahuinya. Ya, pasti karena penyakit mereka.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres