Tim Pengabdian Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang Bekali Kader Kesehatan Deteksi Penyakit Tidak Menular
DETEKSI DINI. Para kader kesehatan Kota Magelang bersama tim dosen pengabdi dari Prodi Keperawatan Magelang, usai mengikuti pelatihan deteksi dini dan penyuluhan penyakit tidak menular, Rabu (16/7).-IST-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes kini menjadi tantangan utama sektor kesehatan masyarakat, termasuk di Kota Magelang.
Untuk memperkuat peran kader dalam pencegahan, Prodi Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang menggelar pelatihan dan edukasi kepada kader puskesmas se-Kota Magelang.
Kegiatan berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025, di ruang kelas Prodi Keperawatan Magelang.
BACA JUGA:Tim Pengabdian UNNES Asah Guru LPK agar Berhasil Cetak Siswa Jago Bicara Jepang
Sebanyak 25 kader kesehatan mengikuti pelatihan, masing-masing mewakili lima orang dari lima puskesmas di wilayah Kota Magelang.
Ketua Tim Dosen Pengabdi Poltekkes Kemenkes Semarang, Yeni Yulistanti SKep Ns MTrKep yang juga menjadi narasumber mengatakan, kader kesehatan merupakan ujung tombak dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit tidak menular.
"Kader harus mampu menyampaikan informasi kesehatan dengan cara yang mudah dipahami, aplikatif, dan menyentuh kebutuhan warga," ujarnya.
BACA JUGA:Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Tidar Didampingi Kampung Jambon Gesikan Menuju Proklim Lestari
Menurutnya, pendekatan edukatif harus disesuaikan dengan karakteristik masyarakat.
Pola pendekatan tersebut, kata dia, bersifat humanis dan kontekstual agar pesan kesehatan benar-benar sampai dan diterima.
Yeni juga memandu langsung praktik penyuluhan yang dilakukan para kader dalam bentuk simulasi lapangan.
BACA JUGA:Dosen Poltekkes Semarang Optimalisasi Peran Kader Melalui Pengabdian Masyarakat Kota Magelang
Dalam sesi tersebut, peserta mempraktikkan bagaimana menyampaikan pesan pencegahan PTM di lingkungan RT, posyandu, dan kelompok tertentu.
"Setiap kader harus percaya diri, paham substansi, dan mampu membangun kedekatan sosial dengan masyarakat. Inilah kunci keberhasilan penyuluhan berbasis komunitas," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres