2 Tahun Tutup Pasar Papringan Temanggung Kembali Dibuka untuk Pengunjung

Minggu 27-02-2022,18:05 WIB
Editor : ME

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM– Pasca ditutup selama sekitar dua tahun akibat pandemi Covid-19, akhirnya Pasar Papringan yang terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu kembali dibuka. Suasana ramai tampak pada gelaran minggu ke dua pada Minggu (6/2). Hal ini tak lepas dari seiring kondisi Kabupaten Temanggung yang mulai kondusif. Sontak hal ini mendapat antusiasme tinggi dari para pecinta kuliner tradisional yang sudah rindu akan suasana tempo dulu yang ditawarkan oleh tempat ini. Bahkan, jumlah pengunjung sudah mencapai rasio ratusan orang yang tak hanya berasal dari dalam, namun juga luar Temanggung. Prediksi ini terindikasi dari banyaknya plat nomor kendaraan di lokasi parkir yang berasal dari luar daerah. Kepala Pendamping Pasar Papringan, Yudi Setyawan mengungkapkan, soft opening sebenarnya telah dilakukan pada tanggal 6 Februari silam setelah dua tahun tidak beroperasi. “Dan ternyata respon masyarakat juga masih sangat bagus sehingga pasar jadi ramai,” ujarnya, Minggu (27/2). Namun demikian, pengelola masih menerapkan pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas maksimal penyelenggaraan even dilokasi tersebut. Guna mencegah peningkatan angka penularan virus, lanjutnya, para pengunjung senantiasa diimbau untuk selalu menerapkan prokes secara ketat. Yudi juga menambahkan, seluruh pelapak dan penyelenggara Pasar Papringan dipastikan telah mengikuti program vaksinasi sehingga resiko penularan covid bisa diminialisir “Pengunjung yang datang pun wajib melakukan scan aplikasi Peduli Lindungi,” imbuhnya. Ia menyebut, terdapat lebih dari 70 lapak yang ikut berpartisipasi di Pasar Papringan. Antara lain lapak kuliner, hasil bumi dan kerajinan hasil kreasi warga setempat. Yang menarik, pengunjung yang datang hanya diperbolehkan melakukan transaksi dengan mata uang dari bambu yang sudah diberi tanda khusus oleh pihak pengelola. Pengunjung bisa melakukan penukaran uang di tempat yang sudah disediakan, yakni satu keping uang bambu memiliki nilai tukar Rp 2.000. “Jadi ini juga dalam rangka revitalisasi desa, memanfaatkan potensi desa untuk kesejahteraan warga setempat. Karena di warga lokal sini kesehariannya banyak yang bukan pedagang. Jadi kita bina dan latih mereka untuk berjualan di sini, hitung-hitung seperti penghasilan tambahan bagi warga,” katanya. Yudi mengaku, Pasar Papringan akan kembali rutin digelar sebanyak dua kali setiap bukan. Yakni setiap Minggu Wage dan Minggu Pon mulai pukul 06.00 – 12.00 wib. Ia menyebut, sebelum masa pandemi, jumlah pengunjung rata-rata mencapai 3.000 orang dengan nilai transaksi sebesar Rp 60 juta sampai Rp 100 juta, bahkan lebih. Akan tetapi, lantaran sekarang dibatasi setengah dari jumlah kapasitas maksimal, bisa dipastikan kuantitas pengunjung dan total transaksinya juga menurun. “Ya pasti berdampak karena memang kondisinya belum pulih sepenuhnya,” ungkapnya. Salah seorang pedagang yang menjajakan nasi jagung, Ir mengaku sangat antusias dan menyambut baik kembali dibukanya Pasar Papringan ini. Ia berharap pasar tersebut akan terus beroperasi seperti sedia kala. Pasalnya, dengan begitu, ia dan warga lain yang ikut membuka lapak mempunyai penghasilan tambahan dengan ikut berjualan di pasar. “Ya senang sekali mas bisa buat nambah-nambah penghasilan, karena memang di sini selalu ramai pengunjung,” akunya. Sementara Bupati Temanggung, HM Al Khadziq mengatakan, dengan kembali dibukanya Pasar Papringan ini pihaknya berharap ke depan para pelaku wisata kembali memiliki kepercayaan diri untuk bangkit dari keterpurukan selama pandemi Covid-19. “Harapan saya, masyarakat kembali dapat aktif ikut serta menghidupkan kegiatan kepariwisataan dan budaya di Kabupaten Temanggung tanpa mengabaikan untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan,” pintanya. (riz)

Tags :
Kategori :

Terkait