50 Persen Siswa di Wonosobo Tak Bisa Ikuti  Pembelajaran Virtual

Rabu 14-10-2020,02:04 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Komisi D DPRD yang membidangi pendidikan dan kesra menemukan proses pembelajaran secara virtual di sejumlah sekolah dasar belum maksimal dilakukan di era pandemi. Hal tersebut lantaran banyak siswa di pedesaan tidak memiliki  handphone. “Ya kami melihat banyak siswa sekolah dasar tidak bisa ikut pembelajaran virutal, karena kendala teknis, siswa atau orang tua tidak memiliki smartphone,” ungkap Wakil Ketua Komisi D DPRD Wonosobo,  Mugi Sugeng kemarin, usia gelar sidak di sejumlah sekolah dasar di Kecamatan Kepil dan Kecamatan Watumalang. Komisi D DPRD Wonosobo melakukan sidak ke SD 3 Ropoh  Kepil dan SDN 2 Banyukembar Kecamatan Watumalang. Dewan memantau pelaksanaan pendidikan bagi sisa di pedesaan serta meminta masukan dari pendidik terkait proses belajar mengajar dan kondisi fasilitas sekolah di era pandemi covid 19. “Di SDN 3 Ropoh Kepil kami temukan proses pembejaran virtual susah dilaksanakan, karena 50 persen siswa dan orang tua siswa tidak memiliki smartphone, sehingga pendidikan atau wali murid mengambil tugas di sekolah,” katanya. Baca Juga Cawabup Albar, Janjikan Kartu Ustadz Selain itu, sekolah yang berada di perbatasan Wonosobo dengan Magelang  itu, Komisi D juga menerima keluhan minimnya mebeler sekolah. Sehingga, banyak ruang milik pendidik yang tidak ada fasilitas meja atau kursi. “Kita berharap ada pola koodinasi dengan pihak Dikpora kabupaten, dan proses KBM meski di era pandemi harus tetap jalan di sesuaikan dengan arahan atau sistem dari dinas terkait,” terangnya. Sedangkan di SDN2 Banyukembar Kecamatan Watumalang, Komisi D DPRD melihat kondisi fisik sekolah masih cukup memperihatinkan. Bahkan tidak memiliki WC untuk buang hajat. Selain itu sebagian gedung sekolah juga rusak dan rapuh. “SDN2 Banyukembar ini posisinya jauh dari pusat kota, gedungnya memprihatinkan, sebagain besar rusak,” ucapnya. Pihaknya berharap, kondisi gedung sekolah yang memprihatinkan harus mendaptkan perhatian dari pemerintah atau OPD terkait. Sedangkan untuk proses kegiatan belajar mengajar di era pandemi, pendidik atau pihak sekolah harus kreatif, baik secara online maupun off line. “Situasi pandemi belum berakhir, ini menjadi tantangan semua pihak termasuk pendidik, harus kreatif dan inovatif,” pungkasnya. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait