Air Hujan Genangi Puluhan Hektar Lahan Pertanian Jadi Persoalan Tahunan Butuh Penyelesaian

Jumat 19-03-2021,02:44 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO – Lahan pertanian di kawasan pesisir selatan Purworejo memiliki persoalan yang dari tahun ke tahun tidak pernah ada penyelesaian. Persoalan tersebut adalah genangan air hujan yang tak kunjung surut rata-rata tiga bulan setiap musim penghujan. Akibatnya, puluhan hektar area pertanian di empat desa di Kecamatan Grabag yakni Kertojayan, Munggangsari, Pasar Anom dan Ketawangrejo menjadi korban. Kepala Desa Kertojayan, Grabag, Tri Rapi Pangestuti mengungkapkan, kejadian tersebut sebenarnya sudah terjadi puluhan tahun setiap kali musim penghujan. Pemukiman warga juga tidak sedikit yang mengalami genangan. Menurutnya, air yang selama ini memunculkan genangan itu berasal dari air hujan. Walaupun posisinya dekat dengan pantai selatan namun selama ini, aliran pembuangan air mengarah ke utara dan dibuang melalui Kali Lereng yang berjarak sekitar 3 kilometer. “Pembuangan inilah yang selama ini menjadi permasalahan. Karena kondisi saluran amat memprihatinkan dimana lebar saluran kurang dari 1,5 meter. Dan saat masuk di pemukiman kemiringannya juga kurang baik. Di perkampungan itu posisinya lebih tinggi dan menahan aliran sungai," katanya, Kamis (18/3). Dijelaskan Tri Rapi jika untuk musim penghujan tahun ini, tercatat sudah selama 1 bulan terakhir ini pemukiman dan areal pertanian warganya di Kertojayan tergenang air. Kejadian paling parah terjadi beberapa tahun lalu dimana genangan terjadi hingga 6 bulan. "Bisa dibayangkan seperti apa warga harus tinggal di pemukiman yang mengalami genangan itu," jelas Tri Rapi. Kades Kertojayan ini menyebut jika warga di empat desa itu membutuhkan solusi yang tepat untuk terbebas dari genangan. Salah satu upaya yang warga lakukan selama ini adalah membersihkan saluran air yang ada. "Seperti yang hari ini kami lakukan, kami membersihkan saluran di wilayah Munggangsari oleh warga dua desa untuk memperlancar aliran air," tambahnya. Pembersihan itu memang mutlak dilakukan karena jika air tersumbat otomatis akan membuat air di permukiman dan areal pertanian warga akan terus tinggi. Beruntung, warganya serta Munggangsari serta lainnya memiliki kepedulian tinggi sehingga mereka dengan mudah digerakkan untuk melakukan pembersihan saluran. "Untuk pembersihan saluran kali ini, kami juga mendatangkan alat berat miliki BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Purworejo untuk mengeruk saluran yang sudah mengalami sedimentasi. Karena kalau memanfaatkan tenaga manusia akan terlalu lama," imbuh Tri Rapi. Disinggung mengenai dampak yang terjadi, Tri Rapi menyebut jika adanya genangan ini memang sangat menggangu aktivitas masyarakat. Dimana setiap saat warga harus berjibaku dengan air genangan yang tidak segera surut serta hasil pertanian tidak maksimal. "Kalau untuk tanaman padi memang tidak begitu menjadi masalah. Tapi untuk tanaman palawija sama sekali tidak bisa ditanam," ungkapnya. Demikian halnya dengan produksi jambu kristal yang dikembangkan masyarakat, jika harus tumbuh ditempat yang tergenang akan sangat menggangu tingkat produksinya. "Kami membutuhkan solusi untuk hal ini. Dan dengan beberapa kepala desa yang lain kami sudah berjuang agar hal ini bisa mendapat tanggapan atau perhatian dari pihak yang terkait," imbuh Tri Rapi. (luk)

Tags :
Kategori :

Terkait