Apolitis Pemuda Jadi Ancaman Demokrasi

Jumat 17-01-2020,02:44 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Apolitis atau sikap apatis terhadap isu-isu politik yang kerap menjangkiti generasi muda. Tak terkecuali kalangan muda Purworejo. Kondisi tersebut dinilai tidak baik dan menjadi ancaman demokrasi. Hal tersebut diungkapkan Ketua PC PMII Purworejo, Purnama Zafi Najibi saat berbicara sebagai salah satu peserta dalam forum Jagongan Pemilu (Jalu) yang digelar oleh Bawaslu Kabupaten Purworejo, Kamis (16/1). Kegiatan Jalu yang sudah beberapa kali digelar itu mengundang sejumlah aktivis pelajar dan pemuda di Kabupaten Purworejo seperti IPNU, IPPNU, PMII, HMI, IMM serta organisasi kepemudaan lainnya. \"Fenomena apolitis ini harus dicari solusinya. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, penyelenggara pemilu namun peran masyarakat, organisasi kepemudaan juga memiliki peranan penting untuk memberikan pendidikan politik kepada kader-kadernya agar menjadi pemuda yang melek politik,\" kata Najib. Baca Juga Tertipu, Para Pengikut Keraton Agung Sejagat (KAS) Syok Lebih lanjut Najib mengapresiasi Forum Jalu yang diinisiasi oleh Bawaslu Purworejo tersebut. Menurutnya, Forum Jalu harus terus dilanjutkan sebagai ruang dialektika berdemokrasi bagi masyarakat umumnya generasi muda. \"Dengan forum Jalu ini generasi diharapkan tidak lagi bersikap apatis terhadap isu-isu politik dalam proses berdemokrasi. Pilkada diharapkan tak hanya menjadi ceremonial lima tahunan, tetapi harus mampu membawa perbaikan di banyak sektor di Purworejo khususnya ,\" tandasnya. Sementara itu, Komisioner Bawaslu yang juga sebagai CEO Forum Jalu Bawaslu Purworejo Ali Yafie SSy, mengatakan forum Jalu ini sudah berjalan sejak beberapa bulan yang lalu. Forum ini diadakan dengan tujuan untuk ruang edukasi pemilu dan demokrasi bagi masyarakat Purworejo. \"Forum Jagongan Pemilu (Jalu) kali ini sengaja kita undang dari kalangan organ mahasiswa dan pelajar yakni ada PMII, HMI, IMM dan IPNU dengan mengangkat tema Pilkada. Bersama kita berdiskusi mengenai pandangan kaum milenial terhadap penyelenggara pemilu utamanya dalam pengawasan,” katanya. Dalam forum diskusi ini tidak ada batasan antara komisioner, staf sekretariat dan mahasiswa. Semua boleh berpendapat dan memberi gagasan. \"Banyak pendapat dan masukan dari diskusi Jalu ini, mulai dari kritik terhadap penyelenggara pemilu sampai masukan dan gagasan mengenai isu-isu pemilu dan demokrasi di Purworejo khususnya,” katanya. (luk)

Tags :
Kategori :

Terkait