Batik Seragam SD Jadi Polemik, Dindikpora  Purworejo  Angkat Bicara

Sabtu 23-11-2019,02:33 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Pengadaan seragam batik Purworejo bagi anak-anak SD di Kabupaten Purworejo dipolemikan oleh sejumlah wali murid beberapa hari terakhir ini. Polemik makin viral setelah komplain mereka beredar di media sosial dan grup WhatsApp. Mereka mengeluhkan soal kualitas bahan dan jahitannya terhadap batik khas Purworejo berwarna merah tersebut. Pasalnya, untuk seragam itu, orang tua siswa membayar Rp65 ribu. Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Purworejo Sukmo Widi Harwanto SH MM angkat bicara. Pihaknya menjelaskan bahwa dasar adanya pengadaan seragam batik Purworejo untuk anak-anak SD tersebut dikuatkan oleh surat edaran Bupati Purworejo beberapa tahun silam. Isinya semacam imbauan tentang pemakaian batik Purworejo di sekolah. “Surat edaran tersebut ditindaklanjuti dengan adanya pembelian seragam batik Purworejo di sekolah-sekolah SD. Di sini tidak ada yang namanya lelang pengadaan batik. Juga tidak ada paksaan atau kewajiban bagi sekolah untuk membeli seragam batik ini,” jelas Sukmo kepada para wartawan di kantornya, Jumat (22/11). Baca Juga 260 Personel Diterjunkan Amankan Pilkades Bandongan Menurut Sukmo, surat edaran tersebut ada jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Kepala Dindikpora Kabupaten Purworejo. Ketika hal tersebut terealisasi di lapangan, Sukmo selalu wanti-wanti, untuk tidak mengambil keuntungan sedikitpun dari pembelian seragam batik tersebut. Untuk merealisasikan adanya surat edaran bupati tersebut perlu waktu lama. Dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) juga berproses lama untuk dapat menentukan pembelian seragam batik Purworejo ini dengan harga murah, terjangkau, dan berkualitas bagus. “Semua ini karena semangat kebersamaan untuk menggunakan batik Purworejo sebagai identitas Purworejo,” terang Sukmo didampingi Irianto Gunawan dari Kelompok Kerja Pengawas Sekolah, dan Suherman, dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah. Dalam kesempatan tersebut Irianto Gunawan menyebut, pemesanan batik Purworejo bagi siswa SD tersebut dipusatkan pada seseorang bernama Fendy, warga Kaliurip, Kemiri. Ia adalah seorang pedagang batik yang biasa mengedarkan dagangan batiknya ke sekolah-sekolah. Baca Juga Pengawasan Kampanye Pilkades Menjadi Tanggung Jawab Panitia “Ada beberapa sampel yang disampaikan. Namun, akhirnya terpilih batik printing yang murah, terjangkau, dan berkualitas. Harganya, untuk batik pendek Rp59 ribu, dan lengan panjang Rp65.200. Ini saja bisa dibayar cash, atau dicicil hingga 6 kali,” sebutnya. Terkait adanya beberapa komplain wali murid terkait kualitas jahitan dari seragam batik tersebut, Gunawan menjelaskan, seragam tersebut dapat dikembalikan ke penjahitnya atau diganti. Sementara itu, Suherman mengungkapkan, jumlah SD se-Purworejo mencapai 500 sekolah. Secara teknis  untuk ukuran dan modelnya, pemesanan batik ini melalui sekolah. Kemudian dipesankan kepada Fendy melalui gugus untuk mempermudah pemesanan dan pendistribusian. “Jadi tidak ada perintah atau kewajiban untuk membeli seragam batik ini. Semua dikembalikan ke sekolah,” tandas Suherman. (top)    

Tags :
Kategori :

Terkait