Buku Cerita Rakyat Wonosobo Diluncurkan

Selasa 11-02-2020,02:52 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Setelah selesai disusun pada November 2019 lalu akhirnya buku bertajuk Cerita Rakyat Wonosobo, Bundengan Kyai Surung dan 21 Kisah Ajaib Lainnya diluncurkan pada Senin (10/2) di Gedung Korpri Wonosobo. Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud, Khristiana Dhewi penanggunjawab penyusunan buku mewakili Pemkab dan Disparbud, agenda itu sekaligus ajang untuk bertemu kembali dengan para penulis buku yang berasal dari berbagai jenjang, termasuk SD, SMP, SMA, dan Umum. Selain agenda utama peluncuran buku ditandai simbolis dengan penyerahan buku kepada salah satu pemenang, penggiat literasi dan editor, juga dihelat diskusi terkait perkembangan literasi yang menjadi tonggak budaya Wonosobo. “Rekan-rekan yang karyanya telah dibukukan ini sudah setuju untuk menghibahkan kisah yang ditulisnya tanpa ada royalti sebagai sebuah upaya untuk melestarikan kisah-kisah yang mungkin awalnya hanya dituturkan secara lisan dan kini bisa dibaca banyak orang. Buku ini juga tidak diperjual belikan dan masih dicetak terbatas. Kami harap bisa dibagikan ke perpustakaan sekolah maupun perpustakaan desa dan nantinya bisa dicetak kembali,” tutur Dhewi. Penggarapan buku melibatkan tim editor yang dipimpin Jusuf AN, penulis asal Wonosobo yang tergabung dalam Komunitas Sastra Bimalukar yang karyanya sudah kerap diterbitkan penerbit mayor. Diharapkan Jusuf, karya yang bertema budaya serta pelestarian kisah-kisah dari berbagai wilayah Wonosobo bisa semakin diperbanyak. Kali ini, karya berbentuk cerpen yang telah dipilah melalui proses lomba penulisan yang diikuti ratusan peserta dari Wonosobo. Baca Juga Mobil Sedan Hangus Terbakar “Para penulis ini telah mengikuti seleksi termasuk wawancara dengan para juri yang merupakan penulis level nasional dan mereka juga didorong untuk terus mengembangkan karyanya. Bahkan ada yang telah mulai menulis novel, salah satunya pemenang asal Pucung Pandak,” ungkapnya. Salah satu penggiat literasi sekaligus tokoh keberagaman Wonosobo, Haqqi El Anshary yang turut membuka peluncuran buku mengapresiasi langkah Pemkab khususnya disparbud dalam pelestarian budaya lisan yang mungkin bisa hilang itu. Dikatakan Haqqi, hampir tiap desa punya kisahnya masing-masing beserta tokoh yang dikenang hingga saat ini. “Desa-desa Wonosobo bisa ditelusuri lewat penamaannya atau toponimi nya, terlebih di buku ini saya lihat banyak yang mengangkat legenda desa hingga tokoh-tokohnya seperti kisah Eyang Surawana yang hingga kini dikenal masyarakat,” kata Haqqi. Salah satu juara kategori SMA sederajat, Cahyo berharap peluncuran buku itu menjadi sebuah momen untuk bisa mengenalkan buku karya lokal ke masyarakat Wonosobo. Bahkan Cahyo mengaku semakin smeangat dalam menggali sejarah di kawasan Watumalang bersama komunitas pecinta sejarah yang dibentuknya di sekolah. (win)

Tags :
Kategori :

Terkait