Covid-19 Mulai Bisa Dikendalikan

Rabu 06-05-2020,03:39 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Wabah Virus Corona (Covid-19) mulai bisa dikendalikan. Salah satu langkah yang paling ampuh yakni sikap disiplin dan mematuhi pembatasan dan protokol kesehatan. Fakta ini juga diimbangi dengan jumlah pasien sembuh dari yang dari hari ke hari meningkat tajam. Pada data yang ditunjukan Gugus Tugas Covid-19 misalnya, terdapat 243 orang sembuh hingga menjadi 2.197 orang hingga Selasa (5/5). Sementara meninggal bertambah delapan orang menjadi 972, dan konfimasi positif Covid-19 bertambah 484 orang menjadi 12.071 orang ”Kita harus bisa menjalankan itu kalau ingin Juni dan Juli sudah bisa dikendalikan. Saat ini sudah mulai bisa dikendalikan, pembatasan-pembatasan sudah mulai dikurangi,\" kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB Jakarta sebagaimana dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia, kemarin. Lagi-lagi Yurianto menekankan kunci keberhasilan mengendalikan Covid-19 adalah komitmen seluruh elemen bangsa untuk disiplin dan patuh pada kebijakan penanganan yang dilakukan pemerintah. Pengendalian Covid-19 tidak akan bisa dilakukan bila yang berkomitmen hanya sebagian atau sekelompok orang saja. ”Kita berharap Agustus nanti sudah lebih baik. Kita sudah menjalani kehidupan normal yang baru, memiliki kehidupan yang lebih disiplin, misalnnya disiplin cuci tangan serta pola hidup bersih dan sehat,” tuturnya. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, Yurianto mengatakan semua bisa menyelamatkan diri, keluarga, tetangga, lingkungan dan bangsa Indonesia. ”Kita yakin bisa. Kuncinya adalah kita harus bersama dan bergotong royong,” ujarnya. Tambahan pasien Covid-19 yang meninggal sendiri, berasal dari Sulawesi Selatan (dua orang) serta masing-masing satu orang di DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimatan Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan Sulawesi Barat. ”Penularan Virus Corona sudah terjadi di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah daerah yang terdampak sebanyak 335 kabupaten/kota,” terangnya. Pemerintah telah melakukan pemeriksaan 121.547 sampel usap tenggorokan dari 88.924 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, 12.071 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 76.853 orang dinyatakan tidak terserang Virus Corona. Penambahan kasus Covid-19 paling banyak terjadi di DKI Jakarta (148) dan penambahan jumlah pasien yang sembuh paling banyak terjadi di Banten (83 orang). Secara kumulatif, DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah kasus positif, pasien sembuh, dan pasien meninggal terbanyak dengan 4.687 kasus positif Covid-19, 704 pasien sembuh, dan 409 pasien meninggal. Yurianto juga menekankan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, dan menggunakan masker untuk menghindari penularan Covid-19. ”Tetap di rumah dan jangan bepergian, pakai masker jika terpaksa keluar rumah dan menjaga jarak,\" demikian Achmad Yurianto. Di tempat yang sama Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan rasio tes Indonesia per jumlah penduduk tidak bisa dibandingkan secara serta merta dengan negara-negara lain yang memiliki letak geografis dan kekuatan ekonomi yang berbeda-beda. ”Indonesia negara keempat dengan populasi terbesar di dunia. Tidak bisa serta merta dibandingkan dengan negara yang ekonominya tinggi dan penduduknya rendah,” kata Wiku. Menurut Wiku, kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan diperlukan adalah memperkuat sistem untuk proses pengujian sampel guna mengetahui kasus COVID-19. Pemerintah terus berupaya mempersiapkan laboratorium dan mendata jumlah sumber daya manusia laboran atau petugas laboratorium yang dimiliki. Sehingga SDM yang ada bisa memenuhi kebutuhan petugas laboratorium yang diubutuhkan di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan Senin 4 Mei 2020, secara akumulatif telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 116.861 spesimen dari 86.061 orang yang diperiksa di seluruh Indonesia. Wiku menyebutkan pengetesan sampel menjadi hal yang sangat penting agar bisa mendeteksi keberadaan virus di suatu wilayah. ”Untuk mengetahui virus ada di mana kita perlu melakukan testing menggunakan alat dan proses tertentu, diambil sampelnya dari manusia yang terpapar,” kata Wiku. Dengan ditemukan kasusnya dengan cepat, kemudian dilanjutkan dengan perawatan pasien dan pelacakan riwayat kontak orang-orang yang kontak dekat dengan pasien positif Covid-19 untuk mencegah penyebaran terjadi lebih luas. Dia menjelaskan saat ini ada tiga metode pemeriksaan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, yaitu pemeriksaan Real Time-PCR yang merupakan standar utama dengan sensitifitas dan spesifisitas hingga 95 persen, tes cepat molekuler yang juga memiliki sensitifitas dan spesifisitas 95 persen, serta rapid test berbasis antibodi dengan sensitifitas dan spesifitas 60-80 persen. Untuk tes RT-PCR, pemerintah Indonesia sudah menunjuk 46 laboratorium di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kapasitas tes dengan target 10 ribu pengujian sampel per hari. Wiku menyebut pemeriksaan tes cepat molekuler sebenarnya sudah bisa dilakukan di seluruh Indonesia, namun terkendala pada ketersediaan cartridge khusus Covid-19 yang saat ini sulit didapat karena seluruh dunia membutuhkan. Sedangkan yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah tes cepat berbasis antibodi yang digunakan sebagai skrining status COVID-19 pada masyarakat yang diduga terpapar virus. Tes cepat berbasis antibodi ini perlu diikuti oleh pemeriksaan RT-PCR untuk mengonfirmasi apabila seseorang diketahui positif terjangkit Covid-19. ”Tes cepat berbasis antibodi memiliki keunggulan yang dapat mengetahui hasil dalam kurun waktu 15-20 menit, namun memiliki kelemahan dari sisi sensitifitas dan spesifitasnya yang rendah,” pungkasnya. (fin/ful)

Tags :
Kategori :

Terkait