Dua Paslon Saling Serang, Debat Kedua Lebih Dinamis

Senin 16-11-2020,01:36 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JOGJA - Debat publik kedua pemilihan calon walikota dan wakil walikota Magelang tahun 2020, dengan tema \"Meningkatkan Pelayanan Publik Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik\" digelar secara virtual, Jumat (13/11) malam lalu. Dibandingkan dengan debat perdana lalu, pada debat kedua ini lebih dinamis. Masing-masing pasangan calon mulai tampil berani untuk \"saling serang\". Panasnya debat memang terjadi sejak di awal segmen. Namun yang paling kentara, ketika segmen tanya, jawab, sanggah dimulai. Calon Walikota Magelang, nomor urut 1, dr Muhammad Nur Aziz mengeluarkan sejumlah kritik kepada Pemkot Magelang. Hal tersebut berkaitan dengan rekrutmen jabatan direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dinilai didasarkan sifat politik, tanpa adanya tahapan profesionalisme di dalamnya. \"Saya melihat bahwa program pasangan calon dua adalah \"lanjutkan\". Untuk layanan publik, apakah juga akan dilanjutkan? Karena untuk mencari direktur, manajer BUMD selalu tidak ada transparansi?\" kata Aziz. Tudingan ketidak transparansi itu pun langsung dijawab Calon Walikota Magelang nomor urut 2, Aji Setyawan. Ia menyebut bahwa rekrutmen jabatan Direktur BUMD di Kota Magelang sangat transparan dan terbuka. Hal tersebut dibuktikan dengan pengumuman pembukaan lowongan bagi direktur kepada publik, kemudian melewati sejumlah seleksi, tes, hingga fit and proper test, untuk mendapatkan figur yang profesional. Baca Juga Terbanyak, 4 RS di Kota Magelang Rawat 79 Pasien Covid-19 \"Mungkin Pak Aziz perlu juga membaca, bahwa di dalam pemilihan direksi ada fit and proper test. Tidak hanya direksi, bahkan jabatan dewan pengawas pun harus melalui seleksi ketat. Semua dilakukan secara terbuka dan transparan. Karena di awal selalu ada pengumumannya,\" tandasnya. Aji kemudian memberikan contoh rekruitmen jabatan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Magelang. Ia merasa paham betul, karena sebelumnya menjadi Anggota Komisi B DPRD Kota Magelang, di mana PDAM menjadi salah satu sektor pengawasannya. Ia menilai bahwa Moch Haryo Nugroho, Direktur Utama PDAM Kota Magelang, adalah kalangan profesional yang sudah punya pengalaman sangat tinggi di bidang layanan air minum. Aji mencatat sebagian besar tahapan perekrutan Direktur PDAM Kota Magelang, sejak awal mula pergantian direktur baru pada tahun 2016 lalu, harus melalui tahapan panjang. Tidak semata-mata langsung dilantik. \"Direktur PDAM sekarang tidak tiba-tiba. Bahkan beliau menjadi orang yang sangat profesional dan berpengalaman dengan dibuktikan mengabdi di PDAM selama 30 tahun. Secara jenjang karir, mestinya tidak bisa diragukan lagi kemampuan beliau,\" tandasnya. Di segmen sanggahan, dr Aziz yang diberikan waktu 1 menit, rupanya tidak dapat menyuguhkan data atau bukti terkait rekrutmen direktur BUMD yang dituding tidak terbuka itu. Ia memilih untuk menyanggah pertanyaan lain, yakni soal keterbukaan informasi. Segmen dilanjutkan dan tiba giliran Aji Setyawan melontarkan pertanyaan kepada paslon nomor urut 1, terkait strategi menuntaskan persoalan air bersih di Kota Magelang. \"Merujuk pada kebutuhan dasar masyarakat tentang air bersih, bagaimana kiat Anda karena di PDAM sendiri sangat kompleks permasalahan saat ini. Seperti pipa yang sudah tua, warisan Hindia Belanda, dan pengadaan air yang masih mengandalkan dari wilayah Kabupaten Magelang,\" tanya Aji. Aziz langsung menjawabnya dengan rencana menggandeng sektor lain, untuk berinvestasi memperbaiki pipa warisan Hindia Belanda itu. Dengan penggantian pipa, Aziz yakin akan mengurangi tingkat kebocoran air. Kemudian juga meningkatkan partisipasi masyarakat, dengan menambah sumur bor di Kota Magelang, karena ia menilai bahwa kota ini dikelilingi banyak sungai-sungai besar. Aji menimpalinya karena proses kerja sama dengan CSR sebenarnya telah dilakukan PDAM Kota Magelang saat ini. Rencana penggantian pipa, kata dia, memakan anggaran yang begitu besar, sehingga perlu mencari alternatif lain, agar tidak terlalu membebani APBD Kota Magelang. Menurut Aji, dibutuhkan kerja sama dengan kementerian, CSR, dan sektor lain, untuk bersama-sama mewujudkan 100-0-100 yakni 100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi. (wid)

Tags :
Kategori :

Terkait