MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG SELATAN – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pedagang kaki lima (PKL), hingga koperasi, dan lainnya mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2022 yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang. Mereka memberikan saran dan masukan dari sektor ekonomi kerakyatan yang akan menjadi salah satu pertimbangan dalam perumusan kebijakan kepala daerah ke depan. Hadir pula Anggota Komisi A DPRD Kota Magelang, Tyas Anggraeni dan sejumlah pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Kepala Bidang Ekonomi dan Prasarana Wilayah Bappeda Kota Magelang, Iwan Triteny Setyadi mengatakan, FGD RKPD 2022 ini sejalan dengan pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026. FGD dilakukan dengan tema yang bervariasi, termasuk kali ini tentang pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat. Baca Juga Gara – gara Selebgram Salah Sebut Magelang Trending Topik Twitter ”Tujuan FGD ini untuk mendapat masukan dan saran dari pelakunya langsung, yakni UMKM, PKL, dan Koperasi. Kita ingin mengetahui kondisi dan masalah di masyarakat, termasuk terkait akibat dari pandemi Covid-19. Begitu pula keinginan mereka seperti apa,” kata Iwan, Senin (22/2). Menurutnya, pembangunan daerah tidak lepas dari kekuatan ekonomi kerakyatan. Terlebih, Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang tulang punggungnya adalah pelayanan baik di sektor ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Oleh karena itu, melalui forum ini, pihaknya mendapat banyak saran, masukan, dan keluhan dari para pelaku ekonomi kerakyatan. Salah satunya yang masih menjadi kendala utama adalah pemasaran produk mereka yang perlu diperluas lagi. ”Salah satu solusinya memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. Banyak sekarang pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi, seperti lewat media sosial, masuk ke marketplace, dan lainnya. Perlu ada pemahaman lebih tentang IT, karena teknologi sekarang jadi kebutuhan untuk pengembangan ekonomi kerakyatan,” jelasnya. Pemkot Magelang, kata Iwan, saat ini sudah memiliki aplikasi Magelang Cerdas. Salah satu isinya promosi dan pemasaran produk UMKM. Kemudian pemerintah juga kerap membuat pelatihan dan pendampingan, termasuk mempertemukan pelaku UMKM dan startup atau pebisnis besar. ”Nah, walikota terpilih juga memiliki program unggulan, salah satunya membuat aplikasi Magesty (Magelang Smart City). Tujuannya semua layanan terintegrasi di satu aplikasi ini, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan,” paparnya. Ia menjelaskan, calon kepala daerah Kota Magelang ini memiliki program Magelang Keren (Kelurahan Entrepreneur Center), teknisnya tiap kelurahan ditarget ada klinik UMKM. Tugasnya pendampingan terkait manajemen, pemasaran, pengemasan, dan lainnya. ”Ini terkait dengan program unggulan lain, yakni menciptakan 1.500 wirausaha baru. Kita punya sekitar 1.034 RT, sehingga tiap RT paling tidak punya 1-2 pengusaha baru. Mereka dilatih dan didampingi agar berkembang dan maju,” imbuhnya. Sebelumnya, calon Walikota Magelang, dr Muchammad Nur Aziz, menjelaskan bahwa wilayah dengan luas 18,52 kilometer persegi ini hampir tak memiliki sumber daya alam (SDA). Oleh karena itu, sektor jasa dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah lahan paling potensial untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Aziz menargetkan, ke depan Kota Magelang tumbuh 1.500 UMKM. Pihaknya juga berencana mengejar target tersebut pada tahun-tahun awal kepemimpinannya. ”Potensi itu bisa kita lihat dari tiap RT di Kota Magelang. Jumlahnya ada 1.014 RT. Kalau minimal ada 2 UMKM di tiap RT, maka ke depan kita punya 2.030 UMKM,” ujarnya. Setelah resmi menjabat sebagai kepala daerah, Aziz mengaku akan langsung tancap gas. Di antaranya, memaksimalkan potensi masyarakat tatanan lokal di tingkat RT untuk bersama-sama menjadi penggerak ekonomi kerakyatan. Termasuk juga, bantuan sumber dana dari APBD Kota Magelang, besar diutamakan bagi kesejahteraan warga. Para pelaku UMKM ke depan akan terus mendapatkan pelatihan, baik terkait produksi maupun pemasaran berbasis digital. ”Target kami UMKM ini bisa bergabung dengan ekosistem digital. Saya harap, pelaku usaha kecil ini bisa terus meningkatkan kualitas produksi dan melek teknologi, dengan pendampingan yang sudah kita canangkan,” tuturnya. Aziz yakin, dengan optimalisasi UMKM, maka angka kemiskinan di Kota Magelang akan semakin menurun. Hal tersebut turut diiringi dengan perbaikan ekonomi setelah mengalami resesi akibat pandemi Covid-19. (wid) #Satgascovid19 #Ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Gelar FGD, Pemkot Magelang Jaring Masukan PKL dan UMKM
Selasa 23-02-2021,01:40 WIB
Editor : ME
Kategori :