Gropyokan Tikus Antisipasi Gagal Panen

Sabtu 31-08-2019,02:07 WIB
Editor : ME

MAGELANG SELATAN- Hama tikus menjadi ancaman serius bagi kelangsungan pertumbuhan tanaman padi. Untuk memberantas serangan hama tikus, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) dibantu para penyuluh pertanian, pengamat organisme pengganggu tanaman (POPT), dan petani Anggota Gapoktan Campursari, Tidar Selatan melakukan gropyok tikus di area persawahan Kelurahan Tidar Selatan, Magelang Selatan, kemarin. Sekitar 20 orang terjun ke sawah untuk mengendalikan populasi hama tikus agar tidak berkembang biak. Sebab, tikus mampu merusak padi yang sedang tumbuh di area persawahan ”Sasaran yang digropyok ini adalah lahan sawah yang disinyalir terdapat sarang tikus,” kata Kepala Disperpa Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko, Jumat (30/8). Kepala Bidang Pertanian, Agus Dwi Windarto menegaskan kegiatan ini bersifat pengendalian untuk mengantisipasi padi gagal panen. Kendati hingga kini, dampak dari hama tikus belum terlihat secara signifikan. ”Memang belum mewabah, tapi gropyokan ini bisa menjadi langkah antisipasi para petani terhindar dari gagal panen,” ujarnya. Menurut dia, hama tikus harus terus diwaspadai. Sebab, hama itu bisa mengurangi produksi padi siap panen. ”Terlebih lagi pancaroba dari kemarau ke musim penghujan seperti saat ini. Umumnya perkembangbiakan tikus cukup signifikan pada musim ini. Untuk itu dengan adanya gropyokan, tidak hanya membasmi tikus saja, tetapi menutup sarang tikus yang berada di tanggul pertanian,”katanya. Gropyokan dilakukan dengan memanfaatkan dua jenis racun yaitu basmikus dan klerat. Basmikus, sambungnya, merupakan racun pernafasan untuk mengendalikan tikus di lubang-lubang aktifnya. Sedangkan klerat sebagai umpan yang dicampurkan dengan makanan sesuai preferensi tikus. Sementara itu, Nurul Hidayati, Penyuluh Pertanian Kecamatan Magelang Selatan memastikan petani mendapatkan pendampingan dari penyuluh. Dia juga berharap ke depan gropyokan tikus tetap rutin dilakukan di semua lokasi persawahan petani di Kota Magelang. Karena hal ini penting untuk memastikan petani dapat sukses meraup hasil panen padi yang telah diusahakannya selama 4 bulan. ”Saya juga berharap kepada pengelola pengairan yang mengarah ke persawahan Kota Magelang untuk menjamin ketersediaan air irigasi untuk sawah. Setiap saat Penyuluh mendampingi dan memantau perkembangan lahan pertanian petani di wilayah masing-masing,” pungkasnya. (wid)      

Tags :
Kategori :

Terkait