MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA – Industri kelapa sawit memiliki kontribusi besar untuk menekan angka kemiskinan di Tanah Air. Pasalnya industri ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar hingga mencapai lebih dari 16 juta pekerja. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tidak berpengaruhnya industri kelapa sawit terhadap hantaman pandemi Covid-19 karena tak lepas dari kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan dalam segala aktivitas. “Di saat banyak sektor-sektor ekonomi terdampak akibat Covid-19, industri kelapa sawit menjadi salah satu yang tidak terdampak pandemi Covid-19. Sehingga 16 juta tenaga kerja di sawit tetap terjamin kesejahteraannya,” ujar Airlangga, kemarin (6/2). Dengan demikian, pemerintah berkomitmen untuk terus melindungi industry sawit Indonesia, salah satunya dari black campaign. “Industri kelapa sawit perlu dikawal. Tidak hanya pemerintah saja, tetapi juga seluruh komponen masyarakat,’’ ucapnya. Sementara itu, Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) memastikan selama pandemi Covid-19 tidak ada dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada industri sawit. Operasional berjalan normal baik dari sisi perkebunan, petani, maupun pabrik. “Banyak sektor yang kesulitan, banyak yang kena PHK. Tapi saya monitor di industri sawit tidak terjadi pengurangan dan perumahan karyawan, serta tidak terjadi penghentian operasional karena kasus Covid-19,’’ kata Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono. Dia menyebut, konsumsi minyak sawit (CPO) dalam negeri justru bertambah sepanjang 2020. Konsumsi produk CPO mencapai 17,35 juta ton, atau naik 3,6 persen dari 2019 yang sebesar 16,75 juta ton. “Terutama ditopang oleh biodiesel,’’ ucapnya. Adapun hingga akhir 2020, Gapki mencatat konsumsi CPO untuk biodiesel mencapai 7,2 juta ton, atau tumbuh 24,13 persen dari 2019 yang tercatat 5,8 juta ton. Kenaikan itu ditopang kelanjutan program B20 menjadi B30 sehingga mendorong permintaan CPO. Mantan Menteri Pertanian yang juga Guru Besar IPB Bungaran Saragih menilai, Indonesia saat ini telah menjadi negara dengan industri sawit nomor satu di dunia. Status ini disebutnya telah didapat Indonesia sejak 2006. \"Bisa dilihat dalam industri sawit kita yang bisa jadi raja dunia. Enggak sadar kita, banyak olok-olok dan kritik, padahal sudah jadi raja sawit dunia. Status terbesar di dunia telah kita peroleh sejak 2006. Sekarang semakin mantap,\" kata Bungaran. Menurut dia, produksi sawit telah menjadi industri strategis nasional. Dengan demikian, Indonesia akan terguncang bila industri sawit nusantara terjadi permasalahan. \"Strategis dalam pengertian bila terjadi guncangan di industri sawit, akan punya dampak yang besar pada ekonomi nasional. Bagi sumber devisa, lapangan kerja, dan lain-lain. Tak pernah ada industri kita dalam negeri yang pernah dapat status ini,\" tukasnya. (din/fin)
Industri Sawit Tekan Angka Kemiskinan
Senin 08-02-2021,03:53 WIB
Editor : ME
Kategori :