Inilah Kreativitas Warga Dumpoh Kota Magelang Bikin Plasma Bisnis di Tengah Pandemi

Senin 31-01-2022,05:49 WIB
Editor : ME

KOTA MAGELANG MAGELANGEKSPRES.COM-Sebagian besar para ibu rumah tangga di Kampung Dumpoh, Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara tak pernah membuang waktu dengan percuma. Sebab, mereka punya plasma bisnis baru dengan memanfaatkan lahan sempit di area perkampungan itu. Mulai bisnis peternakan, pertanian, hingga perikanan. Seluruhnya dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Manunggal, Rt 01 Rw 07 Potrobangsan. Pesta meriah begitu terlihat di kampung dekat dengan Untidar itu, Sabtu (29/1). Bukan pesta ulang tahun ataupun pesta rakyat, ternyata ibu-ibu saat itu sedang menaburkan bibit ikan lele. Kurang lebih sebulan lagi, mereka akan memanennya. KWT ini merupakan kelompok kerja tingkat perkampungan Rt dan Rw. Sejak berdiri sampai sekarang, pengurus KWT diberikan bantuan dana dari Pemkot Magelang untuk mengelola perikanan, pertanian, dan peternakan secara kontinyu dan konsisten. ”Kami diberi dana dan seluruhnya kami belanjakan untuk membeli bibit ikan lele. Ada juga yang untuk perawatan kampung organik, bank sampah, Satgas Jogo Tonggo, dan lain sebagainya. Jadi, selama pandemi masyarakat di sini tetap aktif,\" kata Sekretaris KWT Manunggal Rt 01 Rw 07 Dumpoh, Potrobangsan, Sri Wahyuni. Menurut Sri, kebiasaan warga setempat, terutama kalangan ibu-ibu memang sedari dulu selalu aktif. Tidak hanya piawai memasak, bakat terpendam mereka rupanya juga mampu berbisnis peternakan, perikanan, dan pertanian. Bahkan, mereka sudah menghasilkan berbagai karya dengan nilai jual tinggi. \"Pada saat awal pandemi lalu, hasil penjualan tiga bisnis ini kami berikan lagi ke masyarakat kurang mampu. Misalnya lewat pembagian sayuran gratis, penyemprotan disinfektan, sampai operasional Jogo Tonggo juga kami ambilkan dari dana KWT,\" ujarnya. Meski tak sebesar nilainya dibandingkan sebelum pandemi melanda, ibu-ibu di sana tak patah semangat. Perlahan namun pasti kini usaha masyarakat setempat justru makin berkembang. ”Yang paling kentara panen lele. Karena dua bulan setengah lele bisa dipanen hasilnya 3 kwintal lebih. Hasilnya kita bagi-bagikan ke warga dan sebagian dijual untuk dana operasional KWT, Satgas Jogo Tonggo, dan untuk beli bibit lele lagi, supaya usaha ini berlanjut terus menerus,\" ungkapnya. Dia juga berencana ke depan, KWT Manunggal di Kampung Dumpoh bisa memiliki kebun anggur. Keinginan itu setelah mereka menggelar kunjungan kerja ke Jogjakarta belum lama ini. \"Secara swadaya kami berangkat ke Jogjakarta buat melihat kebun anggur yang ada di sana. Rencananya kita juga mau mengembangkan budidaya anggur di KWT Manunggal,\" ungkapnya. Di saat yang sama, mereka juga membeli beberapa bibit tanaman anggur. Bibit itu kini sudah ditanam di Kampung Dumpoh dan siap untuk dikembangkan. \"Kebun anggur ini baru pertama kali kita coba. Perawatannya lebih sulit tapi mengasyikan,\" tuturnya. Ketua KWT Manunggal Potrobangsan, Srining Dayanti mengaku bahagia melihat kekompakan dan kreativitas para ibu rumah tangga di Kampung Dumpoh. Sebab, anggota KWT begitu konsisten untuk sengkuyung merawat dan memelihara program-program KWT. ”Pemilahan sampah dan penjualan lele yang paling menguntungkan KWT. Dananya kami masukkan ke kas, untuk keperluan kelompok dan masyarakat. Seperti kemarin, kita study banding ke Jogja itu ya dari hasil panen lele,\" ujarnya. Masyarakat Dumpoh, katanya, punya impian ke depan memiliki kebun anggur yang dapat mengundang wisatawan. Meskipun dari perawatannya cukup rumit dan sulit. \"Tapi kalaupun sulit, semua akan terasa ringan karena budaya gotong royong kita lakukan bareng-bareng,\" tuturnya. Ketua RW 07 Potrobangsan, Sugeng menjelaskan bahwa keberadaan KWT Manunggal mampu mendongkrak mental warga untuk memanfaatkan sesuatu dengan cara sederhana. Ia menyadari jika di Kampung Dumpoh tidak punya lahan yang cukup untuk pertanian, peternakan, apalagi perikanan. Namun, berkat kreasi ibu rumah tangga, Kampung Dumpoh kini berhasil disulap menjadi plasma bisnis pertanian. ”Walaupun hanya memanfaatkan lahan pekarangan tapi pemberdayaan masyarakat dan edukasinya sangat bagus. Kami harap KWT Manunggal akan terus eksis, terlebih soal rencana kebun anggur ini, sehingga kita punya modal wisata edukatif nantinya,” ujarnya. (prokompim/kotamgl)

Tags :
Kategori :

Terkait