MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pelayanan kesehatan di Indonesia menghadapi banyak tantangan dan penyesuaian setelah adanya serangan wabah Covid-19. Fokus pemerintah saat ini tertuju pada pelayanan kesehatan penunjang Covid-19. DPR meminta pemerintah agar fokus pada pelayanan kesehatan yang sifatnya esensial. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pada pemerintah agar memberikan prioritas yang lebih pada layanan kesehatan yang esensial, termasuk promotif dan preventif. Mengingat covid-19 ini masih panjang akan tetapi banyak penyakit lain yang harus ditangani, seperti TBC, DBD dan penyakit lainnya. TBIndonesia.or.id menyebutkan pada 2018 tercatat ada 845.000 penduduk Indonesia sakit TBC, dan 93.000 pasien TBC meninggal dunia. Adapun Demam Berdarah Dengue (DBD) per Juli 2020, Kemenkes ada 71.633 kasus di Indonesia. Legislator PKS ini menambahkan kondisi ini tidak bisa disepelekan oleh semua pihak baik pemerintah pusat maupun daerah. “Selain keterjangkauan biaya kesehatan bagi masyarakat, juga ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan harus menjadi prioritas. Minimal setiap kota kabupaten terdapat FKTP dan FKTL yang memadai dan sesuai dengan jumlah penduduk,” katanya, Selasa (27/10). Disisi lain, Netty berharap Pemerintah mampu memaksimalkan anggaran untuk menunjang sektor kesehatan. “Saya mendorong Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah untuk bisa memaksimalkan lima persen APBN dan sepuluh persen APBD yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan. Tujuan Indonesia sehat benar-benar bisa kita wujudkan bersama,” terang Netty. Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Didik Budijanto mengatakan, berbagai penyakit yang disebabkan vektor nyamuk seperti DBD, Chikungunya, Japanese Encephalitis (JE) dan Zika termasuk diantara emerging disease yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut dapat menimbulkan KLB terutama musim penghujan sedangkan Zika ditetapkan WHO sebagai PHEIC. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit arbovirosis di Indonesia. Yang pertama urbanisasi yang tak terkontrol seiring meningkatnya kepadatan penduduk. Kemudian tingkat mobilitas yang tinggi antar daerah serta Perilaku masyarakat (membuang sampah sembarangan, kesadaran melakukan PSN masih rendah) dan Perubahan iklim. \\\'\\\'Pengendalian vektor merupakan upaya preventif yang paling efektif dalam pencegahan penyakit tersebut, lebih efektif dan hasil maksimal jika melibatkan peran serta masyarakat,\\\'\\\' ujar Didik. Upaya pengendalian nyamuk bisa mulai dari diri kita dan keluarga dengan menjaga lingkungan yang bebas dari jentik nyamuk sampai nyamuk dewasa mulai dengan gerakan satu rumah satu jumantik, PSN 3M Plus dan Kantor Bebas Nyamuk (KBN) menjadi keharusan dan bagian dari kehidupan sehari-hari untuk menjaga kebersihan lingkungan. Pengendalian nyamuk sebagai salah satu vektor penyakit maka secara teoritis ada dua hal besar yang harus dilakukan. Yakni melakukan rekayasa lingkungan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Dan pada saat yang sama melakukan penyadaran terhadap perilaku hidup sehat baik sifatnya umum maupun spesifik di lingkungan masyarakat tersebut berada atau tinggal. (khf/fin)
Jangan Cuma Fokus Covid
Rabu 28-10-2020,03:28 WIB
Editor : ME
Kategori :