MAGELANGEKSPRES.COM,KAMPUNG Wisata Tidar Campur, Tidar Selatan, Kota Magelang terus berbenah. Adanya sumbangan dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) berupa Galeri Inovasi, semakin membuat destinasi wisata tersebut memiliki beragam koleksi, termasuk wisata edukasi.
Galeri Inovasi sendiri awalnya berada di kompleks Kantor Balitbang Kota Magelang. Namun karena kompleks kantor yang terbatas, maka hasil-hasil lomba kreativitas dan inovasi (Krenova) itupun dipindahkan ke Kampung Tidar Campur atau yang sering disebut dengan Kampung Warna Warni.
\"Galeri Inovasi yang kami sumbangkan untuk Kampung Warna Warni Tidar Campur ini akan tetap bermanfaat bagi perkembangan dunia teknologi mutakhir (Iptek). Termasuk juga mendukung eksistensi Kampung Warna Warni, tidak hanya sebagai destinasi wisata alam tapi juga wisata edukasi, sesuai dengan julukan Kota Magelang Kota Cerdas,\" kata Kepala Balitbang Kota Magelang, Arif Barata Sakti, belum lama ini.
Hasil krenova yang diserahkan, kata Arif didampingi Kabid Pengembangan Harmonisasi dan Inovasi Balitbang Catur Adi Subagyo antara lain, pembangkit listrik tenaga surya on grade. Ini langsung terhubung untuk penerangan Masjid Al Sirajd.
Warga Kota Magelang lebih mengenalnya dengan Masjid Kabah karena bentuknya yang mirip Kabah di Arab Saudi. Dengan alat tenaga surya on grade ini, Arif mengklaim, penggunaan listrik berhasil dihemat 4 kwh per hari.
[caption id=\"attachment_48009\" align=\"alignleft\" width=\"300\"] SWADAYA. Keberadaan Kampung Warna Warni di Tidar Campur murni karya swadaya warga untuk menciptakan kampung tersebut menjadi destinasi wisata baru di Kota Magelang.[/caption]
Hasil Krenova lainnya, yaitu alat pembatas gerak sapi saat akan dipotong, tempat untuk melepas atau mengumbar burung, tanaman hidroponik, penjernih air, miniatur pesawat CN 235, dan berbagai aneka tanaman.
\"Warga dan wisatawan bisa memanfaatkan galeri inovasi yang kini sudah berpindah ke Tidar Campur ini sebagai wisata edukasi. Harapannya, Galeri Inovasi ini akan memberikan semangat, para inventor atau peneliti, guna terus melakukan temuan-temuan terbaik mereka,\" jelas Arif.
Ketua Pokdarwis Kampung Warna Warni Tidar Campur, Sagiyo menjelaskan, kampungnya yang masuk RW 4 sudah memiliki beberapa fasilitas untuk wisatawan, salah satunya taman anggrek.
Menariknya, anggrek yang ditanam ini berjenis Vanda Tricolor. Anggrek ini adalah tanaman khas Kota Magelang sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) tentang Branding Kota Sejuta Bunga. Dua tanaman lain yang menjadi khas Kota Sejuta Bunga yaitu dadap srep dan kemuning. Ketiga jenis tanaman khas ini bisa dengan mudah didapati di Kampung Warna Warni Tidar Campur.
Kemudian, area wisata lainnya yaitu usaha sentra tahu di RT 4, instalasi pengolah air limbah (IPAL) di RT 4. Kemudian, Masjid Kabah, Magelang Kuliner, dan Galeri Alam Balitbang di RT 1.
Pengurus Pokdarwis Kampung Warna-warni Tidar Campur, Danang Ismaya mengatakan, untuk mendukung upaya pemerintah menekan penyebaran Covid-19, selama pandemi ini, pihaknya telah menyediakan fasilitas protokol kesehatan. Ketersediaan alat penyemprot disinfektan, penyediaan tempat cuci tangan, hingga alat deteksi suhu tubuh berasal dari bantuan Pemkot Magelang.
”Setiap pengunjung yang datang kita cek suhu tubuh, harus menggunakan masker, menjaga jarak, dan juga cuci tangan dengan sabun di tempat-tempat yang telah disediakan. Harapan kami tentunya, pengunjung mulai ramai kembali,” tuturnya.
Ia pun mengaku sangat terbantu adanya sumbangan Galeri Alam dari Balitbang Kota Magelang. Terlebih di masa pembatasan ini, pihaknya terus melakukan pembenahan sejumlah infrastruktur yang sempat terbengkalai. Dengan modal swadaya pihaknya mulai menata, dan mempercantik diri di kawasan tersebut.
”Cat yang sudah kusam, mulai kami perbaiki kembali. Remaja, anak-anak, dan orangtua terlibat dalam pembenahan ini. Semua berperan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Adanya sumbangan dari Balitbang ini saya harap dapat mendongkrak tingkat kunjungan, apalagi yang disediakan di sini adalah wisata edukasi,” katanya.
Beberapa spot yang yang dipercantik seperti lokasi rumah adat honai yang pernah dipesan oleh turis mancanegara untuk menginap waktu itu sebelum adanya Covid-19. Lalu Goa Carang yang sudah digeser lokasinya, karena lokasi semula dipergunakan untuk membangun Masjid Replika Kabah Ash Shirath. Galeri Alam menambah koleksi wisata di ujung timur Kota Magelang tersebut.
Sebelum pandemi, tambah Danang, setiap hari minimal dikunjungi 50 wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sudah setahun ini tidak ada kunjungan, sehingga tidak ada pemasukan tambahan untuk warga.
\"Magelang kuliner yang biasanya ramai pengunjung, selama pandemi tutup. Rencananya dalam waktu dekat jika sudah zona hijau mungkin buka kembali,\" tandasnya. (prokompim/kotamgl)