MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta, perguruan tinggi negeri atau swasta untuk terus mengembangkan program studi daring dalam penerapan sistem perkuliahan. Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ali Ghufron Mukti mengatakan program studi daring atau dalam jaringan harus terus dikembangkan. \"Perguruan tinggi harus mengembangkan program studi daring sehingga mahasiswa bisa mendapatkan perkuliahan tanpa harus datang ke kampus,\" kata Ghufron, Senin (2/12). Gufron menambahkan, untuk menjalankan program tersebut dosen harus memiliki kemampuan terhadap perkembangan internet of things (IoT) dan Revolusi Industri 4.0. Artinya, proses pembelajaran harus diubah dan arahnya pada pemanfaatan teknologi. \"Ini proses pembelajaran yang sangat gampang. Misalnya, kalau di Universitas Trisakti dari rumah sudah bisa akses perpustakaan. Pinjam buku atau perpanjangan sudah bisa diakses dari kamar tidur,\" ujarnya. Baca juga Dua Mantan PNS di Purworejo Ditetapkan jadi Tersangka Korupsi Bansos Kemenpora Ghufron juga meminta pengelola perguruan tinggi bisa mengantisipasi pendidikan pada Era 4.0 tersebut. Seba jika tidak, hal serupa bakal terjadi seperti kasus pada sejumlah perguruan tinggi di Amerika Serikat, yang mengalami kebangkrutan karena terlambat mengantisipasi perkembangan teknologi. \"Saat ini belum banyak yang mengantisipasi. Kalaupun ada, masih pada program studi daring dibandingkan perguruan tinggi daring. Sebetulnya ini beda antara pemberian kuliah secara daring dan prodi daring. Kalao prodi daring itu punya izin tersendiri, izinnya dipermudah. Namun, masih belum banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki prodi daring,\" jelasnya. Menurut Ghufron, penyebab masih banyaknya perguruan tinggi yang belum menerapkan program tersebut dikarenakan, belum memadainya infrastruktur, investasi, izin, hingga kesiapan dosen dan mahasiswanya. \"Saya berharap semakin banyak perguruan tinggi di Tanah Air dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman,\" imbuhnya. Pengamat Pendidikan, Totok Amin Soefijanto mengatakan rencana program kuliah secara daring perlu didukung aturan maupun sarana dan prasarana secara matang. \"Kebijakan kuliah daring tidak hanya soal teknologi, tapi juga sikap dan cara pandang,\" ujarnya. Menurut Totok, program kuliah daring harus disertai aturan yang fleksibel. Artinya, perkuliahan tidak harus sepenuhnya dilakukan secara online. \"Materi kuliahnya pun sebaiknya dikemas kreatif dan kaya multimedia agar tidak membosankan dan berlangsung searah,\" katanya. Totok berharap, pemerintah juga membantu universitas memenuhi perlengkapan kuliah. Terlebih lagi, dosen juga harus diberikan pelatihan kelas daring. \"Dosen juga harus diberikan semacam sertifikasi untuk kelas daring. Jadi, semuanya serius menjalani program,\" pungkasnya. (der/fin)
Kemendikbud Minta Perguruan Tinggi Kembangkan Kuliah Daring
Selasa 03-12-2019,06:34 WIB
Editor : ME
Kategori :