Lonjakan Harga Bawang Putih Bukan Disebabkan Virus Corona

Selasa 11-02-2020,03:51 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Melonjaknya harga bawang putih belakangan ini dikaitkan dengan virus corona di mana impor komoditas pangan tersebut sebagian besar dari Cina. Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) membantah karena adanya wabah mematikan tersebut. Harga bawang rata-rata dijual Rp20 ribu/kilogram (kg), namun kini melonjak mencapai Rp68 ribu/kg. Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), Minggu (9/2), harga bawang putih di Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai Rp68.350/kg, di Kalimantan Timur mencapai Rp59 ribu/kg, dan di Yogyakarta mencapai Rp58.750/kg. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi mengatakan, kenaikan harga bawang putih yang fantastis disebabkan karena masalah distribusi. Jadi bukan karena adanya virus corona. \"Produk kita terhambat dari Cina pasti. Saya katakan tidak hanya impor, ekspor juga terhambat. Tapi ini mudah-mudahan segera cepat selesai,\" kata Agung ditemui di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (9/2). Agung memastikan pasokan bawang putih masih tersedia sampai Maret 2020. Hingga saat ini masih ada pasokan 13 ribu ton bawang putih sisa impor tahun 2019. \"Impor sudah masuk, sekarang ada di importir semua. Totalnya 133 ribu ton, masih cukup sampai akhir Maret. Kalau tahun 2020 lagi sedang dihitung Kemendag (Kementerian Perdagangan),\" tutur dia. Dalam kesempatan itu, upaya lain yang dilakukan Kementan guna menstabilkan harga bawang putih dan cabai adalah dengan menggelar Operasi Pasar (OP). Operasi pasar berlangsung di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Pasar Minggu. Operasi pasar tersebut ditujukan agar masyarakat bisa mendapatkan harga pangan terutama bawang putih dan cabai dengan harga yang lebih murah dari pasar. \"Operasi pasar kali ini bahan pokoknya bawang putih dan cabai karena harga naik. Penyebabnya bermacam-macam, yang jelas Kementan dan Pemda DKI turun sebagai bentuk intervensi untuk kendalikan harga,\" kata Agung. OP ini hasil kerja sama dengan para importir dan pemasok, OP ini mengguyur pasar dengan 20 ton bawang putih dan dan 10 ton cabai setiap harinya. Untuk harganya sendiri, bawang putih dijual Rp 30 ribu/kg dan cabai Rp35 ribu/kg. Agus menegaskan, OP ini akan dilakukan hingga harga bawang putih dan cabai menyentuh harga normal. \"Idealnya sampai sesuai harga yang kita kehendaki. Bawang putih maksimal Rp40 ribu, cabai rawit merah maksimal Rp50 ribu, kalau sudah, jangan,\" tambah Agung. OP juga turut dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan mengucapkan terima kasih atas inisiatif Menteri Pertanian (Mentan), Sahrul Yasin Limpo yang Badan Ketahanan Pangan Kementan, melakukan OP dua komoditas tersebut di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Anis Baswedan meyakini adanya OP yang digagas Kementan akan efektif untuk menstabilkan harga bawang putih dan cabai rawit merah. \"Percaya dan yakin dengan adanya operasi pasar yang digagas menteri pertanian akan dapat efektif serta efisien untuk menstabilkan harga,\" kata Anies. Sementara itu, Direktur Utama Food Station, Arief Prasetyo Adi mengatakan, akan ada panen bawang putih dari 170 Hektare (Ha) lahan yang perkiraannya 1 Ha akan menghasilkan 6 ton bawang putih. Panen bawang putih tersebut menurut perhitungannya jatuh di bulan Maret mendatang. \"Jadi kita punya food station nanam 170 Ha, kita nanam ada di Tegal, Guci, Wonosobo, dan Temanggung kita semua tanam. 1 Ha kurang lebih (menghasilkan) 6 ton (bawang putih). Perkiraan itu kita akan panen Maret lah,\" pungkasnya.(din/rls/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler