TEMANGGUNG – Luasan tanaman tembakau di tahun 2019 ini mengalami kenaikan seluas 22 hektar dibanding dengan tahun 2018 lalu. Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Temanggung, Untung Prabowo menyebutkan, luasan tanaman tembakau pada musim tanam di tahun 2019 ini mencapai 17,940 hektar, sedangkan luasan tanam di tahun 2018 17,918 hektar. “Ada penambahan luasan tanam, kurang lebih sekitar 22 hektar,” terang Untung saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (6/8). Menurutnya, luasan tanaman tembakau tersebut tersebar di Lereng Gunung Perahu, Sindoro dan Gunung Sumbing, terutama di 17 kecamatan di Kabupaten Temanggung yang merupakan penghasil tembakau. “Dari 20 kecamatan yang ada di Temanggung hanya ada tiga kecamatan yang petaninya tidak membudidayakan tanaman tembakau,” terangnya. Ia mengatakan, dengan kondisi cuaca normal dan pertumbuhan tembakau yang normal juga, produksi tembakau bisa mencapai antara 6,5 sampai 7 kuintal tembakau rajangan kering. Namun karena saat ini terpengaruh cuaca yang cukup ekstrim maka produksi tembakau rajangan kering diperkirakan hanya berkisar 6,25 sampai 6,5 kuintal per hektar. “Musim kemarau tahun ini lebih dini, jadi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tembakau. Secara otomatis juga berpengaruh terhadap produksi tanaman tembakau,” terangnya. Menurutnya, hanya sebagian petani yang memiliki tanaman tembakau yang tumbuh dan berkembang sempurna, terutama petani yang menanam lebih dini sekitar bulan Febuari hingga April lalu. Namun bagi petani yang tanam tembakau di akhir bulan Mei hingga Juni pertumbuhan tanaman tembakaunya tidak bisa maksimal, sebab sudah tidak ada lagi hujan. Padahal untuk tumbuh sempurna tanaman tembakau juga membutuhkan hujan. “Yang pertumbuhannya bagus itu di daerah Kecamatan Tretep, Wonoboyo dan Ngadirejo, sebagian besar petani di daerah ini menanam tembakau lebih dini. Tapi meskipun kurang air tembakau masih bisa berkembang hanya saja tidak maksimal,” katanya. Dikatakan, dengan cuaca seperti saat ini, kualitas tembakau akan menjadi lebih baik dibandingkan dengan kualitas tembakau di tahun 2018 lalu. Apalagi saat ini petani sudah kembali menanam tembakau varietas kemloko. Di mana varietas ini menjadi permintaan pabrikan rokok kretek yang membeli tembakau ranjangan kering dari petani di Temanggung. “Cuaca sangat mendukung, apalagi didukung dengan varietas tembakau asli Temanggung, kualitas tembakaunya akan semakin bagus,” katanya. Ia berharap, dengan kualitas tembakau yang semakin membaik ini, pabrikan bisa menyerap seluruh tembakau produksi petani. Terkait dengan harga harus disesuaikan dengan kualitas dari tembakau. “Setidaknya pabrikan bisa membeli dengan harga diatas biaya tanam hingga panen raya, sehingga petani tidak mengalami kerugian, dengan demikian kedepan petani bisa kembali membudidayakan dan semakin meningkatkan kualitas tembakau,” tandasnya. (set)
Luasan Tanam Tembakau Naik 22 Hektar
Rabu 07-08-2019,02:06 WIB
Editor : ME
Kategori :