Masuk Level 3, PTM 50% di Kota Magelang Jalan Terus

Kamis 17-02-2022,06:35 WIB
Editor : ME

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM– Pembelajaran tatap muka (PTM) 50 persen di Kota Magelang tetap berjalan meski wilayah ini kini masuk pada pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Papa Riyadi mengatakan, selain kuota siswa, para guru dan tenaga kependidikan pun juga menjalankan ketentuan itu. “50 persen work from home (WFH) dan 50 persen work from office (WFO),” kata Papa Riyadi saat ditemui, Rabu (16/2). Menurutnya, ketetapan itu sesuai ketentuan SKB 4 Menteri. Pihaknya mengimbau pihak sekolah agar memberikan pelayanan terbaik dan adaptif. “Pengaturan seperti ini memang rumit, tapi kita harus optimalkan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman,” ujarnya. Selain itu, ia juga menginstruksikan kepada semua sekolah baik swasta maupun negeri jenjang SD dan SMP, agar proaktif berkomunikasi dengan Disdikbud. Jika ada guru atau siswa yang diketahui positif dari hasil swab antigen dan PCR, maka sekolah tersebut wajib menghentikan PTM untuk sementara waktu. “Dinas Kesehatan akan menindaklanjuti temuan itu dengan melakukan tracing. Nah, tracing ini kan butuh waktu, sehingga untuk sementara menunggu hasil, PTM 50 persen dihentikan,” ucapnya. Selama gelombang ketiga ini, Papa menyebut ada beberapa sekolah yang menghentikan PTM 50 persen. Sebab, ada beberapa siswa yang sempat terpapar Covid-19. “Ada beberapa yang reaktif pascates antigen sehingga PTM dihentikan sementara di sekolah yang bersangkutan,” imbuhnya. Berkali-kali dia mengimbau, agar pihak sekolah benar-benar menerapkan protokol kesehatan (prokes). Termasuk mengoptimalkan Satgas Covid-19 di tiap sekolah untuk memantau penegakan prokes. “Tak kalah penting yaitu mempercepat vaksinasi. Sebenarnya capaian vaksinasi anak-anak didik di Kota Magelang sudah tinggi. Ini dibuktikan meski ada yang reaktif dan dilanjutkan PCR terbukti positif Covid-19 tapi kondisinya tanpa gejala atau hanya gejala ringan saja,” ucapnya. Dalam situasi seperti ini, kata Papa, pihaknya berniat memanfaatkan program Peduli Siswa untuk menangani Covid-19. Seperti memberikan bantuan logistik maupun vitamin bagi siswa yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Bantuan lain itu bisa berupa bantuan alat tulis, seragam sekolah, atau bantuan bedah ruang belajar bagi siswa kurang mampu. “Karena saat seperti ini, pasti ada orangtua siswa yang mengalami penurunan pendapatan,” ujarnya. (wid)

Tags :
Kategori :

Terkait