Kantor Komando Pemberantasan Malaria (Kopem) Purworejo yang beroperasi sejak tahun 1965 kembali difungsikan. Bedanya, fungsi sekarang dimanfaatkaan untuk sarana mengedukasi masyarakat mulai dari pencegahan hingga penanganan kasus malaria. Kantor yang masih seperti bentuk asli di tahun pembuatan itu berada di Jalan Brigjen Katamso, tepatnya di Kelurahan Pangenrejo, Kecamatan/Kabupaten Purworejo. Dalam satu bangunan memanjang itu terdapat empat lokal ruang. Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Purworejo, dr Darus mengungkapkan operasional kembali Kopem itu dilakukan di tahun 2019 ini. Pihaknya ingin, keberadaan bangunan itu akan menjadi spirit tambahan bagi penanganan kasus malaria di Kabupaten Purworejo. \"Adanya Kopem itu disampaikan oleh Presiden Sukarno tanggal 12 November 1964 yang sampai sekarang diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional,\" tutur Darus, kemarin. Dari pencanangan Kopem, itu Purworejo yang menjadi bagian perbukitan Menoreh serta endemi malaria mendapat penangnan khusus dengan diberikan bangunan Kopem. Keberadaanya untuk menjadi pos komando di tingkat kabupaten. Semakin menurunnya kasus malaria di tingkat nasional, Kopem dileburkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Selanjutnya, bangunan itu tidak lagi dimanfaatkan untuk khusus penanganan malaria, namun untuk bidang yang lain. Tidak ingin dikatakan kacang lupa kulitnya, keberadaan Kopem itu dibangkitkan lagi. Hanya kemasannya berbeda dibanding dengan awal pendiriannya. \"Sekarang kita fungsikan sebagai tempat pembelajaran dan edukasi malaria saja. Di Kopem ini dilengkapi dengan alat-alat yang dulu digunakan untuk penanganan malaria. Mulai dari mikroskop lama, papan himbauan lama serta lainnya,\" tambahnya. Dari empat lokal ruang yang ada, Darus menyebut jika di ruang utama dikhususnya untuk menyimpan alat lama, serta alat-alat peraga. Alat peraga tersebut merupakan hasil kreasi dari para Juru Malaria Desa (JMD). \"Di ruangan kedua menjadi ruang tamu dan tempat pemeriksaan bagi pasien. Mulai dari pengambilan darah sampai pemeriksaan mikroskopis dan penyimpanan hasil periksa,\" katanya. Di bagian ketiga adalahruang pembelajaran dimana saat ada masyarakat atau tamu dari luar kota yang datang secara rombongan ingin megetahui mengenai seluk beluk malaria, bisa mendapatkan pencerahan. Konsep yang dibuat mirip dengan ruangan kelas. \"Terakhir adalah gudang logistik malaria untuk menyimpan seperti cairan untuk semprotan, larvasida, dan lainnya,\" tambah Darus. Tidak hanya itu, di sekitar bangunan juga dibuatkan semacam kebun kecil maupun taman. Isinya merupakan bunga atau tanaman yang tidak disukai oleh nyamuk. Harapannya, keberadan tanaman akan dipahami oleh masyarakat dan ditanam di sekitar tempat tinggalnya. \"Beberapa tempat lain di sekitar Kopem juga kita manfaatkan untuk sarana pembelajaran, mulai dari pengetahuan penyemprotan yang aman dan baik serta lainnya,\" katanya. Kepala Dinas Kesehatan Purworejo dr Sudarmi memberikan dukungan untuk pemanfaatan bangunan Kopem tersebut. Dirinya berharap keberadaanya bisa dimanfaatkan oleh masyaraka ataupun pihak dari luar untuk mengenali malaria mulai dari cara antisipasi maupun penanganan saat ada kasus malaria. \"Hampir setahun terakhir, kasus malaria masih nol. Kita optimis bisa stabil seterusnya. Di Purworejo, untuk menangani malaria ini sudah terintegrasi dengan baik dari tingkat kabupaten hingga desa,\" kata Sudarmi. (*)
Melongok Kantor Komando Pemberantasan Malaria Era Soekarno *Kini Dijadikan Museum untuk Edukasi
Sabtu 19-10-2019,03:41 WIB
Editor : ME
Kategori :