Pedagang Mengeluh, Pasar Legi Parakan Masih Sepi Pengunjung

Sabtu 05-09-2020,01:43 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Sejumlah pedagang di Pasar Legi Parakan mengeluhkan karena kondisi pasar masih sangat sepi dari pengunjung. Padahal saat ini petani tembakau di Kabupaten Temanggung sudah mulai panen raya. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap omset penjualan para pedangang dipasar setempat. Mudi, salah saah satu pedagang pasar setempat menuturkan, biasanya saat memasuki panen raya tembakau, pengunjung pasar mulai ramai dipadati oleh masyarakat khususnya petani tembakau. Mereka berbelanja kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pengolahan tembakau. “Sepi sekali, apalagi jika dibandingkan saat panen raya tahun-tahun sebelumnya,” tuturnya, Jumat (4/9). Kemungkinan katanya, sepinya pasar karena harga tembakau saat ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan dari informasi yang didapatkan kalau harga jual tembakau saat ini turun banyak jika dibandingkan dengan panen raya tahun 2019 lalu. “Informasinya sampai saat ini harga tembakau masih murah, tidak sesuai dengan harapan petani,” ujarnya. Menurut Mudi, murahnya harga tembakau dampaknya tidak hanya dirasakan oleh petani saja, namun juga dirasakan oleh para pedagang yang ada di pasar. Sebab jika harga tembakau murah secara otomatis petani tembakau tidak mendapatkan penghasilan yang cukup. Sehingga petani tembakau akan berhitung ulang ketika akan berbelanja di pasar. Baca Juga Punya Riwayat Kontak dengan Pasien Covid-19, Satu Keluarga Positif Corona Ia menuturkan, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, saat memasuki panen raya tembakau kondisi pasar selalu ramai. Apalagi jika harga jual tembakau sesuai dengan harapan petani, perekonomian di daerah pertembakauan akan terlihat hidup. “Mayoritas masyarakat di Temanggung terutama di Kecamatan Parakan, Kledung dan Bansari adalah petani tembakau, jadi saat hasil panen raya mereka bagus, kami juga ikut merasakan,” katanya. Ia mengeluhkan, omset pendapatan selama panen raya tembakau saat ini menurun drastis jika dibandingkan dengan musim panen raya tahun 2019 lalu. Biasanya saat panen raya tembakau seperti ini omset pendapatan bisa naik tiga hingga lima kali lipat dari hari-hari biasa saat kondisi normal. “Misalnya kalau panen raya tembakau tahun lalu dalam satu hari pendapatan kotor bisa mencapai Rp2,5 juta, sekarang paling banyak hanya Rp1 juta,” ceritanya. Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Tri Suwarti pedagang lainnya. Saat memasuki panen raya tembakau seperti saat ini, biasanya penjualan bahan pokok selalu mengalami peningkatan. Namun katanya, sampai awal bulan September ini belum ada peningkatan permintaan bahan pokok ditokonya, kondisi ini akan semakin parah jika harga jual tembakau tidak ada perubahan. “Tidak hanya petani saja yang berharap, kami pedagang juga ikut berdoa dan berharap semoga harga tembakau ada perubahan, sehingga kami juga bisa merasakan dampaknya,” harapnya. Menurutnya, perekonomian di pasar Legi Parakan khususnya, sangat bergantung pada petani tembakau. Sehingga ketika panen raya tembakau tidak sukses maka pedagang juga akan merasakan dampak yang sama. “Sudah sejak dulu saya masih kecil, saat panen raya tembakau selalu ramai pembeli. Baru tahun ini yang kondisinya sangat sepi,” ujarnya. Sardi pedagang lainnya sangat berharap, pemerintah bisa membantu petani tembakau, sehingga panen raya tahun ini harga jual tembakau bisa lebih baik. Karena jika hasil tembakau bagus dan harga jualnya naik, maka semua masyarakat Temanggung akan merasakan dampaknya. “Saya kira yang bisa membantu hanya pemerintah, bagaimana solusinya agar masyarakat tidak terlalu berat menghadapai kondisi saat ini,” harapnya.(set)

Tags :
Kategori :

Terkait