KAJEN - Pada bulan Dzulhijjah 1440 H yang bertepatan juga dengan cuaca dingin hingga menusuk tulang pada malam hari akibat pengaruh monsoon Australia di bulan Agustus 2019 ini, angka perkawinan di Kabupaten Pekalongan meningkat hingga tiga kali lipat atau tiga ratus persen. Jika pada bulan-bulan biasa dalam satu bulan ada sekitar 400 perkawinan, pada bulan Dzulhijjah ini bisa mendekati 2 ribu perkawinan. Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kajen Kasiman Mahmud Desky, ditemui di kantornya, Selasa (20/8) siang, menyatakan, ada dua bulan yang angka perkawinan bisa melonjak dua hingga tiga kali lipat, yakni pada bulan Syawal dan Dzulhijjah. Ia mencontohkan, data perkawinan di Kabupaten Pekalongan pada bulan Januari sekitar 448, dan melonjak menjadi 1.978 perkawinan di bulan Juni atau di bulan Syawal. \"Pada bulan Aguatus ini atau bulan Dzulhijjah datanya belum masuk tapi kisarannya naik tiga kali lipat mendekati angka 2 ribuan perkawinan terjadi,\" terang dia. Sedangkan, lanjut dia, perkawinan jarang dilakukan masyarakat pada bulan Ramadhan dan Muharam (Suro). Untuk dua bulan ramai perkawinan itu, kata Kemenag Kajen, seorang petugas bisa melayani 10 hingga 15 perkawinan dalam satu hari, bahkan di daerah padat penduduk seperti di Kedungwuni bisa lebih dari itu. \"Meskipun pernikahan nol rupiah jika dilakukan di kantor, namun 70 persen hingga 80 persen diminta di luar kantor. Petugas harus melakukan pengkondisian waktu, agar semuanya bisa dilayani,\" katanya. Disinggung faktor penyebab angka perkawinan tinggi di bulan Syawal dan Dzulhijjah, Kasiman menyebut ada tiga faktor utama. Yakni, tradisi lama yang berkembang di masyarakat, dua bulan itu waktu berkumpulnya keluarga, dan faktor kemudahan rezeki pada bulan Syawal dan Dzulhijjah. BIMBINGAN PERKAWINAN Kasiman menerangkan, Kemenag berupaya untuk memberi pemahaman kepada calon pengantin (catin) di antaranya berkaitan dengan hukum perkawinan, membentuk keluarga sakinah, dan pemahaman tentang kewajiban suami istri. Sehingga catin ini secara mental religi dan sosial siap untuk menjalani kehidupan baru mereka. \"Bimbingan ini dilakukan tidak di tiap KUA, namun gabungan beberapa KUA. Misalnya, Wiradesa, Siwalan, Wonokerto digabung satu, Buaran, Kedungwuni, Tirto, Wonopringgo digabung satu, dan Kajen, Karanganyar, Paninggaran, dan Bojong dijadikan satu saat bimbingan perkawinannya,\" terang dia. Menurutnya, pemberi materi dalam bimbingan perkawinan itu bukan hanya dari sisi agama oleh Kemenag, namun pematerinya ada dari Dinas Kesehatan dan PKK. \"Dari kesehatan, catin diberi pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan bagaimana menjadi ibu yang sehat, dan KB, sedangkan dari PKK diberi bimbingan internal keluarga seperti bagaimana menciptakan lapangan kerja,\" imbuhnya. Seperti diberitakan, dalam beberapa pekan terakhir, suhu udara di wilayah Pantura Barat Jawa Tengah seperti di Pekalongan dan sekitarnya terasa dingin hingga menusuk tulang pada malam hari hingga dini hari. Pada siang hari pun terasa panas sekali. Kondisi ini diakibatkan pengaruh monsoon Australia yang melewati Pulau Jawa, sehingga kelembaban udara tipis. Diprediksi situasi seperti ini akan terjadi hingga bulan Agustus 2019. (ap5)
Perkawinan Naik 300%
Rabu 21-08-2019,02:07 WIB
Editor : ME
Kategori :