MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- DPRD Kabupaten Wonosobo tidak diam dan pasif dalam penanganan covid-19. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, wakil rakyat memang tidak di lapangan. Namun, berperan dari sisi kebijakan, mengawal pemerintah kabupaten dan gugus tugas dalam menjalankan proses pencegahan dan penanganan. “Kita apresiasi kepada seluruh jajaran gugus tugas di semua tingkatan. Sinergitas dan gotong royong semua elemen masyarakat dan dukungan TNI dan Polri, Wonosobo bisa Zero Covid -19,” ungkap Ketua DPRD Wonosobo, Afif Nurhidayat. Menurutnya, keberhasilan Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui gugus tugas bisa memetakan penularan covid-19 dan menekan penularan hingga sekarang zero pasien positif covid 19 patut disykuri. Namun demikian kondisi sekarang tidak menjadikan masyarakat Wonosobo dan juga pemkab menjadi lengah. “Ini patut disyukuri, namun demikian, dengan kondisi itu kita tidak menjadi lengah atau eforia. Tidak adanya pasien positif di ruang isolasi saat ini bukan berarti situasi sudah kembali normal. Kita harus antisipasi dan waspada,” ucapnya. Dijelaskannya, pada masa transisi masuk new normal perlu dilakukan cipta pra kondisi. Pemerintah dan masyarakat satu perspektif atau menyamakan persepsi terlebih dahulu. Hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih antara kepentingan ekonomi dan kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat harus menjadi kebutuhan dan terus disosialisasikan. Arahkan seluruh energi untuk membentuk kebiasaan baru itu. meski sejatinya perilaku hidup bersih itu bukan sesuatu yang baru, namun butuh penguatan. “Kita melakukan satu sosialsiasi perilaku hidup sehat. Itu harus jadi budaya dan tradisi. Butuh sehat itu dari dirinya sendiri, bukan karena di perintah, tapi sekali lagi karena kebutuhan sendiri. Bersih itu akan sehat, dan jadi kebutuhan,” tandasnya. Protokol kesehatan sebagai panduan dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat di era new normal, perlu digiatkan dan dibiasakan, diujicoba di semua lini kehidupan saat ini. Semua harus mengikhlaskan keadaan untuk beradaptasi di masa sekarang dan yang akan datang. Baca Juga Wonosobo Menuju New Normal “Hari ini menggunakan protokol kesehatan, saat keluar rumah harus pakai masker. Itu bentuk kewaspadaan, sehingga dalam masa transisi ini kita butuh sosialisasi di semua lini kehidupan bermasyarakat, sosial distancing, jaga jarak fisik hindari kemrumunan, dan juga pemberlakukan jam malam tetap harus dilakukan, saat masuk normal ada ketahanan tubuh yang baik, ada imunitas,” terangnya. Melihat perkembangan yang ada di Kabupaten Wonosobo, Afif menyebutkan, masyarakat dan pemerintah kabupaten sudah memiliki modal yang cukup baik untuk menuju ke kehidupan baru, atau tatanan baru itu. Modal sosial dan kerja keras masyarakat Wonosobo terlihat dari solidaritas dan semangat gotong royong yang ada dan muncul di tengah pandemi. Warga Wonosobo saling tolong menolong, membuat portal, tempat karantina dan bersama-sama mengawasi dan menjaga lingkungan. “Selama ini sudah cukup bagus, sudah terbentuk rasa solidaritas dan gotong royong. Dan itu semakin kuat setelah mendapatkan spirit dari Polres dan Kodim dalam mendorong pemerintah dan masyarakat agar program bisa berjalan dengan baik,” katanya. Berkaitan dengan uji coba gugus tugas kabupaten dalam menjalankan protokol kesehatan di seluruh OPD dan tempat pelayanan publik, pihaknya mendukung. Sebab, masyarakat memang membutuhkan banyak contoh praktis pelaksanaan dalam tatanan hidup baru. “Kemarin sudah mulai uji coba pembukaan sektor wisata. Nah itu yang perlu dikawal, di sisi lain ekonomi harus tumbuh, tapi lokasi wisata juga harus di sterilisasi. Sehingga, wisatawan datang sudah siap semua sarana dan prasarana. Sebelum buka sektor wisata apa saja yang perlu dipersiapakan. Pakai protokol kesehatan, pembatasan pengunjung,” katanya. Untuk jaring pengaman sosial, pihaknya menilai selama ini sudah cukup maksimal. Karena ini pandemi yang terjadi tidak hanya di Wonosoo, tapi berskala internasional. Sehingga, ada uaaya sinergi antara pemerintah dari level atas hingga bawah. Menurutnya, ada banyak program jaring pengaman sosial, harapan itu bisa membantu bagi masyarakat yang terdampak secara langsung. Jika urusan dapur aman, maka semangat dan mental masyarakat juga akan semakin kuat. “Apapun kalau dapur tidak aman bisa mudah terkena sakit. Maka JPS memang sangat di butuhkan. Kami melihat JPS tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Sebab, banyak partisipasi warga, komunitas bergotong royong membantu memberikan sembako, termasuk para pengusaha dan juga BUMD, BUMN,” katanya Total pemerintah, baik itu dari desa hingga pusat, telah mengalokasi anggaran sebesar Rp300 miliar lebih. Bantuan tersebut diberikan kepada warga yang terkena langsung atau terdampak covid 19. Namun kedepan, pemerintah daerah tidak bisa mengandalkan pemerintah pusat terus, tapi juga mulai meikirkan ketahanan pangan sendiri, dengan memetakan potensi yang ada. “Tidak bisa mengandalkan pemeirntah pusat dalam jangka waktu yang panjang. Tapi juga perlu memikirkan lingkungan sendiri, tinggal dibuat panduan bagaimana membangun ketahanan pangan dan ekonomi mandiri itu,” jelasnya. Di era transisi menuju new normal, Afif juga mengingatkan untuk mengobati luka sosial secara bersama. Pasalnya sejak munculnya pandemi di Wonosobo, sempat menimbulkan luka dalam bentuk stigma masyrakat, utamanya bagi pasien ODP, PDP dan pasien positif. Baca Juga Komitmen Anggaran untuk Mengawal New Normal “Selama ini ada stigma sosial muncul dari informasi yang parsial, dampak media sosial, melihat dari tempat lain, muncul ketakutan yang berlebihan. Padahal tidak seperti itu, edukasi harus dilakukan secara meneyeuruh. Bisa dilakukan oleh semua pihak. Tidak hanya tenaga medis, tapi juga bisa dilakukan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat perlu berperan, sehingga tidak menakutkan,” katanya. Berkaitan dengan dukungan anggaran dan regulasi, DPRD, memang tidak hadir secara fisik, sesuai tupoksi, dalam hal regulasi selama ini pihaknya mendorong untuk mempercepat porses regulasi dengan surat-surat edaran yang dikeluarkan bupati. “Pada tahun 2020 kita ikhlaskan semua kegiatan off, hanya untuk kesehatan kegiatan yang mendukung penanganan covid 19. Refocusing tahap pertama hingga ketiga semua dalam rangka untuk memaksimalkan peran anggaran yang dilakukan DPRD kepada pemerintah,” ucapnya. Sehingga tim gugus tugas kabupaten lebih leluasa dalam menyelasaikan problem problem sosial dan kesehatan. Sehingga, tidak ragu, tidak ada kendala dalam menjalankan tugas penanganan dan percepatan pencegahan covid 19. “Setelah kita support buget atau anggaran dengan cukup ternyata. Sekarang sudah simultan di lapangan, sekarang tidak ada kesulitan terkait dengan pengadaan APD dan kebutuhan lain,” katanya. Menterjamahkan arahan presiden, anggaran covid harus terserap dengan cepat dan baik. Jika sudah cukup untuk penanganan maka anggran bisa diperluas untuk pembangunan secara langsung. “Kita dorong ada anggaran bisa support untuk masyarakat. Kita saat ini memang sakit tapi tidak boleh menghalangi beraktivitas, sebab jika tidak action, tidak membangun, akan semakin sulit. Ini juga perlu dilakukan agar mempercepat penyembuhan secara mental,” pungkasnya. (gus)
Perkuat Spirit Gotong Royong Menuju New Normal
Senin 06-07-2020,02:15 WIB
Editor : ME
Kategori :