Petani Bawang Putih Temanggung Berharap Harga Panenannya Stabil

Sabtu 28-12-2019,02:41 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Petani bawang putih di lereng Gunung Sindoro berharap, pada saat panen raya mendatang harga bawang putih bisa stabil. “Memang saat ini baru masa tanam, tapi harapan kami saat panen raya mendatang harganya bisa stabil,” harap Boyadi salah satu petani bawang putih di Desa Tlahab Kecamatan Kledung, Jumat (27/12). Menurut dia, upaya pemerintah menjadikan Kabupaten Temanggung sebagai sentra penghasil bawang putih, juga harus dibarengi dengan upaya untuk menstabilkan harga, atau membuka pasar seluas-luasnya. Dengan upaya ini, petani tidak lagi merasa bingung ketika memasuki panen raya. Sebab di setiap panen raya tiba, harga bawang putih biasanya akan turun jika dibandingkan di saat awal panen raya. Baca Juga Distributor Sembako Palsu, Seorang Janda asal Bekasi Diamankan Polisi Purworejo “Permasalahan ini selalu dihadapi petani saat panen raya tiba, harapan kami pada panen raya tahun ini tidak terjadi lagi,” harapnya. Berdasarkan pengalaman pada panen raya tahun sebelumnya, harga bawang putih basah hanya dibeli dengan harga Rp12.000 per kilogram. Harga ini sangat tidak sebanding dengan biaya untuk membudidayakan bawang putih. “Jika ini terjadi lagi maka petani bisa merugi lagi, apalagi jika cuaca tidak mendukung, hasil panen juga akan menurun,” tuturnya. Oleh karena itu lanjutnya, pendampingan terhadap petani harus dilakukan terus-menerus yakni mulai dari tanam, perawatan hingga panen tiba. Bahkan pendampingan juga harus dilakukan saat petani mulai menjual hasil panen bawang putih. Petani lainnya Kasan Rubani menyambut baik upaya pemerintah yang menjadikan Temanggung, termasuk Kledung sebagai sentra pembenihan bawang putih. Akan tetapi pendampingan harus terus dilakukan sampai pada pemasaran sehingga bisa mengawal harga. “Kita pakai analisa usaha, dan untuk harga bawang putih itu idealnya berada di kisaran antara Rp15.000 sampai dengan Rp25.000 per kilogram, itu baru masuk di titik aman. Supaya petani tidak merugi dan harga segitu panen basah. Permasalahan kita cuma di harga saja, kalau panen kurang bagus pernah harga hanya Rp 12.000 per kilogram kan kita rugi,” ceritanya. Dia menjelaskan, setiap hektar lahan bisa menghasilkan panenan bawang putih sekitar 7-8 ton dengan masa tanam hingga empat bulan. Selama melakukan penanaman bawang putih di ketinggian Gunung Sindoro para petani mengaku hampir tak pernah menemui kendala. Baca Juga Pemkot Magelang Bakar Daging Tak Laik Konsumsi Sedangkan untuk tata cara penanaman sendiri, menurut Kasan, tidak ada masalah asalkan mengikuti SOP yang ada dan telah diajarkan oleh penyuluh dan ada bimbingan dari dinas terkait. Untuk perawatan pun dirasa mudah termasuk pemupukannya juga tidak ada masalah. Di Gunung Sindoro sendiri tanaman bawang di tanam pada ketinggian antara 1.300 hingga 1.400 mdpl. “Intinya di pemasaran hasil, kalau tanam, perawatan hingga menjelang panen memang kita butuh pendampngan, tapi kami masih bisa atasi. Kalau soal pemasaran yang menjadi masalah utama bagi kami. Harapan kami pemerintah bisa turun tangan soal harga jual bawang ini,” harapnya.(set)

Tags :
Kategori :

Terkait