PKL Kutoarjo Boyongan ke Shelter Kuliner

Sabtu 22-02-2020,02:45 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Puluhan pedagang kali lima (PKL) kuliner yang biasa menggelar lapak di kawasan Alun-alun Kutoarjo dan sekitarnya melakukan “boyongan” ke Shelter Kuliner Kutoarjo, Kamis (20/2) malam. Aksi boyongan itu menjadi penanda dibukanya Shelter Kuliner bagi mereka yang terletak di Jalan Wirotaman Kutoarjo. Prosesi boyongan dikemas dalam kirab PKL mengelilingi alun-alun dengan diawali rombongan PKL pembawa dua gagar mayang, disusul dua tumpengan, seni musik tradisional, gerobag PKL, kesenian rebana, dan sejumlah PKL membawa peralatan memasak. Boyongan berakhir di Shelter kuliner dan langusng disambut Wakil Bupati Yuli Hastuti SH bersama Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs Budi Harjono, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menangah dan Perdagangan (KUKMP) DrsBambang Susilo, anggota DPRD Rani Sumadyaningrum, dan sejumlah kepala OPD. Yuli Hastuti mengapresiasi semua PKL Kutoarjo yang telah bekerja sama dan mendukung terwujudnya pembangunan shelter kuliner. Menurutnya, pemindahan PKL di shelter ini merupakan upaya pemerintah daerah untuk memberikan tempat yang lebih representatif, nyaman bagi pedagang maupun pembeli. Baca juga Pabrik Pengolahan Kayu di Purworejo Sudah Tiga Kali, Permesinan Perlu Dievaluasi “Apalagi ruas jalan yang semula menjadi lokasi berdagang sebagian PKL merupakan jalan nasional yang padat, sehingga dengan dipindahkannya PKL di shelter kuliner ini, tentunya akan mengurangi terjadinya kecelakaan,” katanya. Disebutkan, pemindahan 65 PKL ke shelter kuliner yang dibiayai APBD senilai Rp2,6 miliar lebih ini, juga menjadi bagian dari make over wajah Alun-alun Kutoarjo. Diharapkan ke depan Alun-alun Kutoarjo mampu menjadi ikon kota sebagaimana Alun-alun Purworejo. “Saat Alun-alun Purworejo ini telah menjelma menjadi area publik favorit masyarakat, menjadi pusat rekreasi, ajang berkesenian dan olahraga, bahkan destinasi wisata keluarga,” sebutnya. Lebih lanjut diungkapkan bahwa PKL merupakan bagian dari sektor UMKM yang banyak digeluti masyarakat, bukan hanya di Purworejo melainkan juga bertebaran di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga PKL dan UMKM pada umumnya, sesungguhnya adalah salah satu aset bangsa yang menjadi penyangga perekonomian nasional. “Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian yang memadai, termasuk dengan memberikan fasilitas dan berbagai kemudahan,” ungkapnya. Sementara itu Bambang Susilo menjelaskan, shelter kuliner terdiri 70 lapak dengan fasilitas berupa kran air, instalasi listrik, kamar mandi, wastafel, dan lainnya. Dalam pemanfaatannya, 65 lapak digunakan berdagang PKL dan 5 lapak digunakan untuk panggung musik serta tempat pameran produk UMKM. “Selain itu, Pemkab Purworejo terus berupaya memperhatikan para PKL, diantaranya mengajukan ke Kementerian Perdagangan RI, dan Alhamdulillah mendapat bantuan fasilitas gerobag dagang sebanyak 50 gerobak,” jelasnya. Sebagai tanda memasuki shelter kuliner dilakukan pemecahan kendi dan penyerahan gerobak dagang serta potong tumpeng. (top)

Tags :
Kategori :

Terkait