Rekomendasi Megawati Tak Laku

Rabu 09-09-2020,06:45 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Rekomendasi Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak laku. Ini terjadi dalam Pilkada Sumatera Barat (Sumbar) dan kembali terjadi di Kota Cilegon, Banten. Ya, setelah ditutupnya pendaftaran, PDIP ternyata ditinggal oleh paslon yang direkomendasikannya. Paslon Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta yang awalnya menanti rekomendasi partai terbesar di parlemen itu, menjatuhkan pilihanya pada pada Partai Berkarya dan PKS. Penolakan itu bukan tanpa alasan. PDIP dengan surat yang ditandatangani langsung oleh Megawati Soekarno Putri dan Sekjen Hasto Kristianto merekomendasi Helldy Agustian berpasangan dangan Ketua DPC PDIP Kota Cilegon Reno Yanuar. Surat rekomendasi itu tertera dengan Nomor 2097/IN/DPP/VIII/2020 tentang Persetujuan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Walikota tertanggal 29 Agustus 2020. PDIP sendiri berhak mengusung calon karena memiliki 4 kursi di DPRD. ”Sudah beredar pernyataan saya di beberapa media tentang (Penolakan berpasangan dengan Reno) itu,” terang Helly kepada Fajar Indonesia Network (FIN). Helldy sendiri enggan menanggapi beberapa pertanyaan yang disodorkan terutama yang berkaitan dengan alasan penolakan rekomendasi. ”Dan ini ranahnya PDIP,” singkatnya Helldy. Sedangkan Reno Yanuar juga memilih membisu ketika ditanya hal-hal ang berkaitan dengan majunya Helly yang berpasangan dengan Sanuji. Sementara itu pengamat politik Jerry Massie menilai, fakta ini terjadi akibat komnukasi politik lemah dan juga lucunya ”pernikahan” PDIP dengan Nasdem, Golkar, Gerinda, PKB di tingkat pusat, tidak terjadi di daerah. ”Justru ada yang tidak menggaet kader PDIP. Lebih memilih the new commers atau pendatang baru. Jelas ini menjadi sinyal untuk 2024,” terang Jerry yang dipertegas dengan pesan singkatnya. Yang terjadi dalam Pilkada di Kota Cilegon sambung Direktur Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) itu munculnya fenomena calon independen sementara tiga pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota mendaftar jalur parpol yakni pasangan Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta, Ratu Ati Marliati-Sokhidin, serta Iye Iman Rohiman-Awab. ”Saya jadi bingung nih, PDIP sebagai partai penguasa dan raksasa tapi partai lain tak berminat. Ada apa ini. Kok kesannya PDIP kurang laris. Ada baiknya PDIP tetap melakukan evaluasi dari peristiwa yang terjadi di Sumbar dan Kota Cilegon,” terangnya. Di sisi lain, sambung Jerry, ini warning terhadap hegemoni PDIP. ”Perlu juga berkaca antara faktor X dan faktor Y. Barangkali bias politik dari pernyataan Puan Maharani berdampak buruk. Contoh di Sumbar dan Cilegon. Sebuah tanda awas PDIP untuk Pilpres 2024 mendatang,” ungkap Jerry. ”Ada idiom karena mulut badan binasa. Memang buntutnya RUI HIP lalu saya duga bisa jadi pemicu terjadi hal ini. Lepas Jokowi saya prediksi PDIP bakal turun pamornya. Sebetulnya semakin besar tetap semakin humble,” urai Jerry. Untuk diketahui Pilkada Kota Cilegon diikuti empat bakal calon walkot-wawalkot yang mendaftar ke KPU Kota Cilegon adalah Ratu Ati Marliati-Sokhidin (Golkar, Gerindra, NasDem, PKB); Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta (Partai Berkarya, PKS); Iye Iman Rohiman-Awab (PAN, PPP, Demokrat); dan Ali Mujahidin-Firman Mutakin, yang maju melalui jalur independen. Pendaftaran keempat calon sudah diterima oleh KPU. Dengan begitu, KPU menyatakan tak ada lagi pencabutan dan pengunduran diri bagi para calon. Demikian juga dengan tambahan dukungan partai politik. ”Ya, tidak ada aturan kan (revisi dukungan parpol) diatur bahwa kalau sudah mendaftarkan itu tidak ada lagi penarikan, tidak ada lagi mengundurkan diri dan tidak ada perubahan-perubahan itu,” kata Ketua KPU Cilegon Irfan Alfi. Dengan demikian, PDIP pun tidak ikut meramaikan perhelatan pemilihan Wali Kota Cilegon 2020. PDIP absen karena tak masuk dalam parpol pengusung bagi empat pasangan tersebut. ”Kan sudah jelas ya, itu UU kan mengatur demikian, jadi UU bahwa dalam tahapan-tahapan sudah melakukan pendaftaran koalisi parpol atau parpol pengusung dilarang menarik pencalonan lagi,” ujarnya. Padahal PDIP sebelumnya mengeluarkan SK rekomendasi untuk memasangkan kadernya mendampingi calon dari Berkarya, Helldy Agustian. Namun SK itu tak dihiraukan oleh Helldy. Ia memilih tetap berkoalisi dengan PKS dan memilih Sanuji sebagai wakilnya. ”Saya nggak mau komen urusan yang begitu, normalnya saja, itu urusan internal,” pungkasnya. (fin/ful)

Tags :
Kategori :

Terkait