MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Jumlah kasus virus corona di Kota Magelang terus bertambah. Pemkot Magelang mulai menyiapkan ruang isolasi baru untuk mengantisipasi membludaknya pasien Covid-19. Meski sejauh ini jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) tidak ada penambahan di Kota Magelang, namun status kejadian luar biasa (KLB) masih diterapkan. Bahkan, beberapa aturan ketat mulai dipraktikkan untuk mencegah warga mengikuti kerumunan, menghampiri tempat keramaian, rumah makan, pusat kuliner, hiburan, dan tempat wisata. Data terakhir yang terlihat, Rabu (8/4) siang, jumlah PDP sebanyak 16 orang, 8 di antaranya sembuh, dan 1 orang meninggal dunia. Kemudian jumlah ODP bertahan di 208 orang atau tidak ada penambahan kasus baru. Sedangkan orang tanpa gejala (OTG) menjadi 234 orang, bertambah 4 orang dari sebelumnya berjumlah 230 orang. Sementara itu, untuk pasien positif virus corona meninggal 3 orang. Jika ditambah dengan 1 PDP meninggal maka jumlah korban diduga akibat Covid-19 ini totalnya 4 orang. Baca Juga Pasien Sembuh Corona di Kabupaten Megelang Bertambah Pemkot Magelang telah memfungsikan tiga rumah sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 di antaranya RSUD Tidar, RST dr Soedjono, dan RSJ Prof Dr Soerojo. Satu lagi, RS Tipe D Budi Rahayu, Magelang Utara juga disiapkan untuk menangani pasien suspek Covid-19 dengan menyediakan ruang isolasi. \"Meskipun sampai saat ini ruang isolasi di tiga rumah sakit rujukan masih tersisa, namun kita harus mengantisipasi lonjakan pasien corona. Kita siapkan ruang isolasi baru di RS Budi Rahayu,\" kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Joko Budiyono di sela tinjauannya di RS Budi Rahayu, Jalan Urip Sumoharjo, Magelang Utara, Rabu (8/4). Sebanyak 26 tempat tidur sudah disiapkan Pemkot Magelang. Selain menampung ODP dan PDP, RS Budi Rahayu juga difungsikan untuk lokasi tes cepat (rapid tes) Covid-19. \"Kita sudah perintahkan Lurah, Ketua RT/RW untuk memantau pergerakan warga yang pulang dari merantau. Disarankan untuk menjalani rapid tes di Budi Rahayu, dan jika ingin isolasi mandiri, dari pada di rumah berisiko, bisa memanfaatkan rumah sakit ini, gratis,\" tegas mantan Kepala Disperindag ini. Ruang isolasi baru itu telah disiapkan dengan fasilitas memadai seperti tempat tidur, almari, dan peralatan medis. Selain ruang tersebut, juga ditempatkan dokter dan paramedis. \"Dinas Kesehatan sudah memetakan petugas medisnya. Kalau di sini (Budi Rahayu) pasiennya banyak bisa dibantu tenaga medis dari RSUD Tidar, juga rumah sakit rujukan lain, bahkan dari rumah sakit swasta,\" tandasnya. Ia mengatakan pemerintah telah menyiapkan beberapa skenario untuk mengantisipasi penyebaran corona, baik itu ringan, sedang maupun berat, sehingga diharapkan hal ini akan dapat mempercepat proses penanganan Covid-19. \"Tenaga medis disiapkan Dinas Kesehatan antara lain dari PSC Kota Magelang 14 orang, dari RS Budi Rahayu sebanyak 9 orang. Nanti tergantung kondisi, bisa memanggil bantuan dari rumah sakit rujukan maupun rumah sakit swasta di Kota Magelang,\" kata Kepala Sub Bagian Umum RS Budi Rahayu, Lilik Ciptono. Ia menjelaskan, dengan adanya penyiapan pasien kasus corona ini, maka RS Budi Rahayu menutup pelayanan rawat inap pasien umum. Itu dilakukan untuk memaksimalkan penanganan penyebaran virus corona. \"Di sini sebearnya belum ada pasien umum karena kita belum bisa menerima pasien BPJS. Tapi dengan adanya pandemi corona sehingga rumah sakit ini diupayakan untuk penanganan Covid-19,\" jelasnya. Dia menyebutkan, saat ini ruang isolasi RS Budi Rahayu tengah merawat tiga ODP Covid-19. Mereka sebelumnya dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test (tes cepat). \"Terus tetang kami mengapresiasi tiga warga ini yang memilih karantina di ruang isolasi RS Budi Rahayu. Kami berupaya maksimal untuk tetap memberi pelayanan terbaik,\" ungkapnya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang dr Sri Harso menegaskan bahwa rapid test memiliki tingkat keakuratan rendah dibandingkan dengan swab test, untuk mendeteksi adanya virus corona. Baca Juga Pemudik Terbanyak di Kecamatan Bener Pemeriksaan rapid test, katanya, hanya memungkinkan untuk mendeteksi antibodi yang muncul dalam diri seseorang akibat adanya satu virus tertentu. \"Rapid test ini bisa dideteksi hasilnya ketika tubuh sudah menunjukan respons atas imunoglobin sehingga rentan menghasilkan positif yang salah dan negatif yang salah,\" ujarnya. Namun, hasil pemeriksaan rapid test bisa didapatkan dengan cepat. Karena, pemeriksaan ini hanya membutuhkan sample tepi darah pasien yang dapat dianalisis dalam waktu 15 menit.\"Kita lakukan pengetesan rapid test selama dua kali, terjadwal satu kali satu minggu,\" pungkasnya. (wid)
RS Budi Rahayu Fokus Rawat Pasien Suspek Corona
Kamis 09-04-2020,02:14 WIB
Editor : ME
Kategori :