Ulama Teladani Bermasker

Sabtu 08-08-2020,03:17 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Dalam hal ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19. Wakil Sekretaris Muhammadiyah COVID-19 Command Centre (MCCC) Deni Wahyudi Kurniawan mendorong agar para tokoh agama, tokoh masyarakat dapat memberikan keteladanan dalam upaya meningkatkan kesadaran warga menggunakan masker. Upaya ini tak lain agar penyebaran COVID-19 dapat diputus. \"Keteladanan ini paling penting, kalau misalkan kiai, ustadz, DKM mensyaratkan memakai masker di dalam fasilitas itu masyarakat saya kira banyak yang bisa mengikuti,\" katanya dalam diksusi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (7/8). Dikatakannya, di setiap institusi yang pemimpinnya mencontohkan penerapan protokol pencegahan COVID-19 seperti memakai masker, maka diyakini tingkat ketaatan pada protokol kesehatan akan lebih tinggi. \"Selain itu juga pentingnya penyampaian pesan dan informasi mengenai protokol kesehatan secara terus menerus. Semakin masif akan semakin menumbuhkan kesadaran warga menjalankannya,\" ungkapnya. Dalam penyebar-luasan informasi atau sosialisasi pentingnya protokol kesehatan yang harus diperhatikan adalah cara atau medote penyampaiannya. \"Harus dipilah mana yang efektif melalui penyampaian langsung, an mana yang lebih tepat jika menggunakan media sosial atau saluran informasi lainnya,\" ungkapnya. Hal lain yang perlu diperhatikan, menurut dia, adalah pemilihan metode dan pendekatan yang digunakan dalam penyampaian pesan dan informasi mengenai protokol pencegahan penularan virus corona mengingat ada pesan yang lebih efektif disampaikan secara langsung dan ada informasi yang bisa disampaikan melalui saluran penyebaran informasi lain seperti media sosial. Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Satuan Tugas COVID-19 Nahdlatul Ulama Muhammad Makky Zamzami mengatakan penyuluhan upaya pencegahan COVID-19 harus menggunakan bahasa yang mudah diterima oleh masyarakat. \"Beberapa hal yang mungkin bisa diterima masyarakat bagaimana kita menyampaikan secara sederhana lalu kemudian saling mengingatkan,\" ujarnya. Selain para tokoh, Makky menambahkan pentingnya kaum atau para ibu dalam kampanye protokol kesehatan. Dimulai dari keluarga di rumah. \"Kami menggerakkan muslimat dan fatayat untuk mengingatkan anggota keluarga mereka agar selalu memakai masker ketika berada di luar rumah sebagai bagian dari adaptasi pada kebiasaan baru selama pandemi,\" katanya. Terpisah, Dokter spesialis penyakit dalam Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Jawa Tengah, Andreas menegaskan selain sosialisasi, pemerintah daerah juga perlu melakukan operasi tertib masker secara rutin. \"Kunci penting dalam menjaga kesehatan pada masa sekarang ini adalah dengan disiplin menerapkan pola hidup bersih sehat dan juga protokol kesehatan,\" katanya. Jika masyarakat paham apa esensi dari protokol kesehatan, lanjutnya, maka akan timbul kesadaran dan rasa disiplin untuk menjadikannya sebagai gaya hidup. \"Masyarakat harus paham dengan baik apa itu protokol kesehatan serta bagaimana akibat yang mungkin ditimbulkan bila tidak disiplin, misalkan bila tidak memakai masker maka dikhawatirkan bisa membahayakan dirinya atau orang lain,\" katanya. Sedangkan Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ridwan Kamaluddin mengingatkan hal yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana pemerintah dapat mencegah beredarnya informasi yang salah atau hoaks soal COVID-19. \"Dengan banyaknya informasi resmi dari pemangku kebijakan maka bisa mencegah beredarnya hoaks di tengah masyarakat,\" katanya. Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu diingatkan agar tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya. Penambahan jumlah pasien COVID-19 semakin tinggi. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, hingga Jumat (7/8), pukul 12.00 WIB ada tambahan kasus baru sebanyak 2.473. Jadi total mencapai 121.226 pasien. Sementara pasien sembuh bertambah 1.912 orang, sehingga total mencapai 77.557 orang. Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 72 kematian baru, sehingga total 5.593 orang. Pada Jumat (7/8), penambahan kasus positif terbanyak berada di Jakarta dengan 665 pasien baru dan 195 sembuh, Jawa Timur 378 pasien baru dan 489 sembuh, Jawa Tengah 232 pasien baru dan 194 sembuh, Sumatera Utara 216 pasien baru dan 52 sembuh serta Jawa Barat 152 pasien baru dan 63 sembuh.(gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait