MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG TENGAH - Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz memberikan kesempatan secara luas kepada para seniman atau budayawan untuk memberi masukan kepada Pemkot. Sebab, menurut Nur Aziz, para pegiat seni dan budayawan berperan strategis mendukung pembangunan Kota Magelang. Hal itu dikatakan Walikota saat mengikuti acara yang digagas seniman Komunitas Pinggir Kali, secara virtual bertajuk ”Njo Thethek Njo”, Minggu (7/3) malam di Pendopo Pengabdian, kompleks Rumah Dinas Walikota Magelang. Acara dialog yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube Komunitas Pinggir Kali ini dihadiri oleh para pelaku seni dan budaya Kota Magelang, antara lain Oei Hong Djien (Pemilik Galeri Seni OHD), dr Reno, Bagus Priyana, Gepenk Nugroho, Mbilung Sarawita, dan Muhammad Nafi sebagai moderator. Sebagai kepala daerah, Aziz mengaku bahwa bahwa dialog ini menjadi pijakan yang baik. Terutama di tubuh Pemkot Magelang. ”Karena semangatnya untuk membangun perubahan dan kesederajatan (egaliter). Saya sendiri sangat mengagumi kepemimpinan Pangeran Diponegoro, seorang pahlawan nasional yang memiliki sejarah erat di Kota Magelang,” kata Aziz. Menurutnya, kisah penjebakan dan penangkapan Pangeran Diponegoro menunjukkan bahwa pemimpin Perang Jawa ini memiliki harga diri dan marwah seorang pemimpin besar. Sosok Diponegoro menunjukkan sikap kesatria yang tidak pernah menyerah meskipun ditangkap secara licik oleh Belanda. Baca Juga Edukasi Calon Pengantin, DG Organizer Hadirkan Mini Wedding Expo di Artos Mall ”Dari situ kita dapat melihat bahwa Pangeran Diponegoro mempunyai nilai yang diturunkan kepada kita semua. Saya sangat ingin, karena setiap orang itu mempunyai sebuah marwah, sebuah harga diri, punya kebebasan dalam berpendapat. Pemimpin itu tidak selalu benar. Pemimpin harus siap dikritik dan siap dikoreksi,” ujar Aziz. Terkait semangat perubahan dan kesederajatan, dokter spesialis penyakit dalam tersebut memastikan bahwa baliho-baliho yang dipasang Pemkot Magelang kini akan terlihat berbeda. Dia tidak ingin fotonya terpasang sendirian, namun harus ”nyawiji” (bersamaan) dengan para stakeholder seperti Forkopimda, Anggota DPRD, ASN, bahkan bersama elemen-elemen masyarakat lainnya. ”Itu menunjukkan ada pesan di sana, yaitu Walikota bukan penentu segalanya. Penentunya adalah masyarakat. Mau dibawa kemana Kota Magelang, tergantung mereka,” tuturnya. Lebih lanjut, ia mengajak para pelaku seni dan budaya untuk terus ikut membangun kota, tidak perlu segan untuk melontarkan ide kreatif. Hal ini agar kota berjargon Sejuta Bunga ini tidak kehilangan kebanggaan dan deretan prestasinya. ”Aset-aset budaya di Kota Magelang ini akan saya dorong. Saya tidak akan menutupi kelebihan-kelebihan dari warga Kota Magelang. Selanjutnya, kita akan sebarkan kepada seluruh masyarakat bahwa Kota Magelang ini istimewa, karena saya ingin orang Kota Magelang bangga dengan kotanya,” ujarnya. Aziz juga menyampaikan beberapa rencana pengembangan seni dan budaya Kota Magelang. Ke depan akan dimasukkan ke dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD). Salah satu keinginannya, mengubah fungsi Taman Ahmad Yani di Jalan Pahlawan Magelang Utara, bisa menjadi sebuah Teater Terbuka yang gratis untuk umum. ”Jadi kalau budayawan dan seni budaya berkembang maka banyak orang datang. Kalau di Kota Magelang ada seni yang ditampilkan seperti itu, Insya Allah orang yang mau ke Semarang, atau ke Jogja, tidak hanya lewat, tapi juga mampir disini,” paparnya. Dia menjelaskan, untuk melengkapi fungsi Kota Jasa, beberapa destinasi wisata unggulan seperti kawasan budaya Gunung Tidar, kawasan sejarah Mantyasih, dan museum-museum akan terus dikembangkan. Bahkan, nantinya akan dijadikan satu paket wisata. ”Tak sampai di situ, gelaran festival, pentas seni, dan budaya daerah juga siap digelar apabila pandemi Covid-19 berakhir. Biar Kota Magelang ini menjadi kota yang gemah ripah loh jinawi. Banyak orang datang, pasti banyak rejeki datang,” jelasnya. (wid)
Walikota dr Aziz Minta Seniman dan Budayawan Kritik Dirinya
Selasa 09-03-2021,01:49 WIB
Editor : ME
Kategori :