Waspadai Potensi Hujan Lebat

Selasa 04-02-2020,03:32 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi hujan lebat disertai angin kencang. Kondisi cuaca ekstrem tersebut diperkirakan terjadi hingga tengah pekan ini. Humas BMKG Taufan Maulana dalam rilisnya mengatakan hujan lebat disertai angin kencang terjadi dikarenakan tekanan rendah di Samudra Hindia Barat Daya Banten dan Australia bagian utara. Selain itu adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Lampung. Pihaknya juga memantau adanya konvergensi memanjang di Samudra Hindia Barat Sumatera dan Laut Flores hingga NTT. Terdapat daerah belokan angin di wilayah Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian tengah dan utara, Maluku Utara dan Samudra Pasifik Utara Papua. \"Untuk wilayah yang berpotensi hujan yaitu Sumatera Barat, Lampung, Bengkulu, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Maluku,\" katanya dalam siaran persnya, Senin (3/2). Sedangkan prediksi hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi di sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. \"Pontesi hujan dan angin kencang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, Jabodetabek, NTB, NTT, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua,\" katanya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, pada periode Februari hingga Maret. Sebab potensi hujan lebat masih akan terus terjadi seperti prediksi BMKG. \"Pola bencana hidrometeorologi mengikuti pola musim hujan,\" kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo. Agus menjelaskan, tren bencana tahun 2009-2019 mengalami peningkatan. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan puting beliung mendominasi. \"Sebaran provinsi dengan jumlah kejadian terbanyak berada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Aceh, katanya. Untuk meminimalisir terjadinya bencana, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah telah menyediakan alokasi anggaran hingga Rp 1,9 triliun untuk program reboisasi di seluruh Indonesia. \"Besar anggarannya. Di seluruh Indonesia kalau tidak salah Rp1,9 triliunan. Untuk tahun 2020 kita sudah petakan,\" kata Jokowi di sela kunjungan kerjanya di Desa Pasir Madang, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jokowi mengatakan program penanggulangan bencana dengan reboisasi akan menjadi pendekatan vegetatif yang akan terus digencarkan, selain pendekatan fisik. Di daerah rawan longsor, Jokowi mengimbau masyarakat menanam tanaman berakar liat seperti vetiver (akar wangi). Program penanggulangan bencana ini tak hanya dilakukan di daerah yang pernah terdampak banjir dan longsor, tetapi juga daerah-daerah yang berpotensi dilanda bencana. Untuk daerah Sukajaya sendiri, pemerintah menyiapkan kurang lebih 92 ribu bibit tanaman. Bibit tanaman tersebut terdiri atas tanaman yang memiliki nilai ekonomi seperti jengkol, durian, sirsak, hingga petai, dan tanaman yang berfungsi untuk memperbaiki ekosistem, seperti tanaman vetiver dan sereh wangi. \"Ini yang akan terus kita dekati dengan cara-cara itu, sehingga kita harapkan dengan dua pendekatan ini, bencana banjir dan longsor bisa kita selesaikan,\" katanya. Jokowi meminta masyarakat setempat agar memanfaatkan tanaman bernilai ekonomis serta tidak merusak tanaman pencegah longsor seperti vetiver. \"Saya kira nanti dari Kementerian LHK menanam sambil mengedukasi masyarakat karena yang menanam juga masyarakat,\" katanya.(gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait