MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Di saat Pemkot Magelang mulai menggodok regulasi protokol kesehatan pembukaan tempat pariwisata milik pemerintah, sejumlah masyarakat penggagas kampung wisata pun mulai mengkaji rencana pembukaan destinasi. Inisiasi ini untuk mendukung rencana hidup normal baru (new normal) yang terus digaungkan pemerintah. Salah satu, destinasi wisata swadaya masyarakat adalah Kampung Warna-warni Tidar Campur di Kelurahan Tidar Selatan Kota Magelang. Kampung yang menawarkan keindahan rumah-rumah warga bercat warna-warni, tanaman organik, bank sampah, dan masjid berbentuk replika Kabah ini mulai berbenah menyambut kenormalan baru. Sejak beberapa hari lalu pengurus Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan warga setempat mengecat ulang tembok-tembok rumah yang sudah pudar. Selain tembok, warna-warni yang mewarnai jalanan juga dicat kembali dengan warna baru agar lebih cerah dan terlihat menarik. Beragam gambar mural pun turut diwarnai kembali, sehingga tampak seperti semula dan siap memanjakan mata para pengunjung. Pengurus Pokdarwis Kampung Warna-warni Tidar Campur, Danang Ismaya mengatakan, persiapan dalam menyambut new normal yang dicanangkan pemerintah bukanlah hal mudah. Banyak yang harus disiapkan. \"Tak cukup hanya mengecat ulang, tapi kami juga menyiapkan tahapan-tahapan protokol kesehatan. Penyemprotan desinfektan rutin dilakulan, penyediaan tempat cuci tangan dan penggunaan masker saat berkunjung masuk pun sudah dalam pembahasan,\" katanya, kemarin. Baca Juga Objek Wisata Purworejo Dibuka, Pantai Mulai Diserbu Wisatawan Ia menjelaskan, selama tutup untuk umum sekitar tiga bulan, pihaknya melakukan pembenahan sejumlah infrastruktur yang sempat terbengkalai. Dengan modal swadaya dan dari hasil kegiatan festival, pihaknya mulai berbenah, menata, dan menpercantik diri. \"Cat yang sudah kusam, mulai kami perbaiki kembali. Remaja, anak-anak, dan orang tua terlibat dalam pembenahan ini. Semua berperan sesuai dg kapasitasnya masing-masing,\" katanya. Beberapa spot yang yang dipercantik seperti lokasi rumah adat honai yang pernah dibooking oleh turis mancanegara untuk menginap waktu itu sebelum adanya Covid-19. Lalu Goa Carang yang kami geser lokasinya, karena lokasi semula dipergunakan untuk membangun Masjid Replika Kabah Ash Shirath. \"Kami juga perbaiki tanaman organik dan tamannya,\" jelasnya. Danang menambahkan, untuk bidang pemasaran, pihaknya bekerja sama dengan penyedia web untuk pemasaran lebih intensif di dunia maya dari Jogjakarta. Diharapkan rencana kunjungan ke Kampung Warna Warni bisa dilakukan secara online baik booking maupun pembayarannya. \"Persiapan lain, kami menyiapkan paket wisata di Kampung Warna Warni. Dengan HTM Rp20.000 pengunjung bisa mendapatkan welcome drink berupa minuman olahan lidah buaya dan berswafoto di spot-spot yang ada. Ke depan kami juga akan memamerkan wisata studi pembuatan Minyak Kelapa Murni,\" paparnya. Selama ditutup total, Danang mengaku cukup banyak mengalami kerugian. Terutama karena tidak adanya pemasukan sama sekali, sedangkan pengeluaran untuk perawatan tetap dilakukan. (wid)
Wisata Swadaya Masyarakat di Kota Magelang Mulai Siapkan New Normal
Senin 15-06-2020,02:04 WIB
Editor : ME
Kategori :