WNI yang Terkena Corona Bertambah, 2  Dirawat di Kota Chiba, 2 di Tokyo

Kamis 20-02-2020,03:34 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,PEMERINTAH  Jepang memastikan pihaknya akan merawat seluruh penumpang dan awak kapal pesiar Diamond Princess yang saat ini tengah menjalani karantina dari virus corona dalam kapal di perairan Yokohama. Total empat orang yang diidentifikasi terpapar COVID-19 itu sudah ditempatkan di salah satu RS di Kota Chiba dan di Kota Tokyo. \"Dua sudah sudah di Kota Chiba, dua lagi kabarnya dekat Tokyo (terinfeksi COVID-19, red). Belum semua penumpang turun. Jadi setelah semua turun akan ada proses pengecekan kesehatan semua ABK,\" terang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Faizsyah Shali kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Rabu (19/2). Sementara itu Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii mengatakan koordinasi dengan Kemenlu terus berjalan. ”Saya dapat menjanjikan semua orang di Jepang berupaya memberikan yang terbaik untuk merawat seluruh awak kapal dan penumpang, termasuk di antaranya warga Indonesia, Filipina, dan India,” terangnya. Sekitar 542 orang dari total 3.700 penumpang dan awak kapal dilaporkan positif terjangkit virus corona per Selasa (18/2). Sementara itu, dari ratusan orang yang terjangkit virus, tiga orang di antaranya merupakan warga negara Indonesia, demikian informasi dari Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang disampaikan di Jakarta, Selasa (18/2). Walaupun demikian, Ishii menjelaskan perlakuan untuk kru kapal berbeda dengan para penumpang. Pasalnya, para awak kapal memiliki kontrak kerja dan aturan yang mengikat dari perusahaan pengelola kapal. Oleh karena itu, Pemerintah Jepang berjanji akan memfasilitasi komunikasi antara perusahaan dengan negara yang ingin memulangkan para awak kapal, di antaranya termasuk Indonesia. ”Kami akan memfasilitasi komunikasi antara perusahaan dan Pemerintah Indonesia. Namun, keputusan evakuasi WNI menjadi kewenangan Pemerintah Indonesia. Jika itu sudah diputuskan, Pemerintah Jepang siap bekerja sama, tetapi kita harus berkoordinasi dengan perusahaan (pengelola kapal) terlebih dahulu,\" terangnya, Rabu (19/2). Ishii juga keputusan mengevakuasi tetap menjadi kewenangan Pemerintah Indonesia. Terkait itu, Pemerintah Jepang akan memfasilitasi komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan perusahaan yang mengelola kapal pesiar Diamond Cruise. ”Kami siap bekerja sama, tetapi kita tetap harus berkomunikasi dengan pihak kapal pesiar,” terangnya. Menurut Dubes Ishii, 78 WNI yang berada di kapal pesiar seluruhnya adalah kru kapal. Namun, dia belum dapat memberi jumlah pasti WNI yang telah terjangkit virus corona (COVID-19). ”Situasinya berubah menit ke menit. Saya tidak dapat menyampaikan jumlah yang pasti telah terkonfirmasi terjangkit virus,” kata Dubes Ishii. Dari data yang ditermia Fajar Indonesia Network (FIN) ada 78 warga negara Indonesia bekerja sebagai awak kapal pesiar Diamond Princess. Setelah tiga dari mereka dinyatakan terjangkit virus corona, 75 WNI sisanya masih menjalani masa karantina dalam kapal. Masa karantina itu dikabarkan akan berakhir pada Rabu (19/2). Usai karantina, seluruh penumpang dan awak kapal akan kembali menjalani pemeriksaan kesehatan, kata Dubes Ishii. Jika masih ada yang ditemukan sakit ataupun positif terjangkit virus, mereka akan langsung dirawat di RS. Namun, apabila mereka telah dinyatakan sehat, para penumpang dapat langsung pulang. Sementara itu, seorang warga negara Indonesia (WNI) di Singapura yang sebelumnya terjangkit virus corona dinyatakan sembuh. Kini WNI tersebut sudah meninggalkan rumah sakit. Kepala Fungsi Pensosbud Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Ratna Lestari Harjana, mengatakan pemerintah Singapura telah memastikan seorang WNI yang terjangkit virus corona telah sembuh. Bahkan kini sudah meninggalkan rumah sakit tempat perawatan. \"Telah dinyatakan sembuh dan negatif COVID-19, serta telah dipulangkan dari rumah sakit,\" katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/2). WNI yang disembunyikan identitasnya tersebut merupakan kasus ke-21 positif corona di Singapura dari klaster Yong Thai Hang medical shop. Ratna menjelaskan, WNI yang merupakan pekerja migran itu dirawat di rumah sakit setempat sejak 4 Februari 2020, setelah tertular virus corona dari majikannya. \"Dapat dipastikan bahwa saat ini yang bersangkutan dalam keadaan baik,\" kata dia. Meski demikian, KBRI Singapura akan terus memantau perkembangan kondisi yang bersangkutan. \"Dengan demikian, sampai saat ini sudah tidak ada WNI yang dilaporkan positif COVID-19 di Singapura,\" lanjutnya. Terkait masalah identitas, Ratna mengatakan pihaknya tak dapat membeberkan karena terikat perlindungan data dari Pemerintah Singapura. Terpisah, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha juga mengatakan WNI itu menolak membuka identitasnya. “Yang bersangkutan memang tidak bersedia memberikan datanya kepada KBRI (Singapura),” katanya. Usai keluar dari rumah sakit, keberadaan dan pergerakan WNI tersebut menjadi privasi yang perlu dihormati. Sesuai dengan Konvensi Wina 1961, perlindungan kekonsuleran harus dilakukan berdasarkan persetujuan (consent) dari yang bersangkutan. “Karena itu kita perlu hormati haknya,” tutur Judha. WNI tersebut merupakan kasus ke-21 positif COVID-19 di Singapura dari klaster Yong Thai Hang medical shop. Hingga Selasa (18/2), pemerintah Singapura mengonfirmasi empat kasus baru virus COVID-19 yang menjadikan total kasus di negara itu mencapai 81 kasus. Pemerintah Singapura mencatat lima pasien sembuh dan dipulangkan, sehingga total 29 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara 48 pasien dilaporkan dalam kondisi stabil dan empat pasien dirawat di ICU.(gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait