WONOSOBO- Berawal dari Wonosobo, dua jurnalis senior Farid Gaban dan Dandhy Laksono bergabung menjelajahi Indonesia. Seperti yang pernah keduanya lakukan, ekspedisi tersebut akan menggunakan sepeda motor. Estimasi waktunya selama 1 tahun.
Sebelumnya ekspedisi keliling Indonesia pernah dilakukan. Farid Gaban dengan Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa pada tahun 2009. Dandy Dwi Laksono dengan Ekspedisi Indonesia Biru pada tahun 2015. Keduanya telah merekam potret Indonesia yang belum banyak diketahui. Bahkan diabaikan.
Ekspedisi mereka pun telah menghasilkan banyak karya jurnalistik. Berupa buku, film, seminar, dan konten-konten yang membuka mata banyak orang. Pada 1 Juli 2022, keduanya akan memulai kembali menjelajahi sudut-sudut Nusantara dengan nama Ekspedisi Indonesia Baru.
Tidak hanya berdua, mereka akan ditemani dua anak muda. Hasil audisi satu bulan lalu, Yusuf Priambodo dan Benaya Ryamizard Harobu.
Ekspedisi ini bertujuan untuk mengidentifikasi, merekam masalah, memantik aspirasi dan imajinasi masyarakat tentang Indonesia masa depan yang lebih baik.
"Ekspedisi akan merekam potensi keanekaragaman alam dan budaya Indonesia. Serta merangkai simpul-simpul komunitas untuk perubahan,” ungkap Yusuf Priambodo dalam acara perkenalan tim Ekspedisi Indonesia Baru bertajuk Panggung Sang Penjelajah di Alun-alun Wonosobo, Kamis (30/6/2022).
Panggung sang penjelajah dihadiri 20 komunitas, aktivis mahasiswa, penggiat seni dan budaya, pelaku UMKM. Dalam kesempatan tersebut digelar diskusi dengan peserta Ekspedisi Indonesia Baru, pembacaan puisi dan foto bersama.
Menurutnya, perjalanan akan dimulai dari tol Khayangan Dieng. Kemudian bergeser ke arah timur, dengan menggunakan kaca mata yang lebih segar. Hal ini karena melibatkan dua anak muda untuk melihat Indonesia makin lebih dekat, lebih intim.
“Saya dan Benaya generasi yang lahir tahun 1990-an akhir dan 2000. Jadi ekspedisi ini akan menerawang atau melihat Indonesia lebih dekat dan lebih intim melalui kalangan milenial,” terangnya.
Sementara itu, Benaya Ryamizard Harobu menambahkan, menempuh perjalanan satu tahun keliling Indonesia bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan banyak persiapan. Apalagi tema-tema yang akan dihadirkan lebih komplek seperti alam dan kondisi sosial.
“Bagi kami ini tantangan. Keliling Indonesia satu tahun dengan target minimal 40 kota. Indonesia punya banyak masalah, baik sosial maupun alam, namun kita akan melihat harapan baru. Banyak praktik baru dan maju sedang dilakukan oleh masyarakat. Itulah optimisme Indonesia baru,” pungkasnya. (gus)