Cegah Stunting di Wonosobo, Kawal Pola Makan Balita hingga Cegah Nikah Dini

Jumat 08-07-2022,06:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Malik Salman

WONOSOBO - Angka stunting di Kabupaten Wonosobo yang masih tinggi menjadi pekerjaan rumah (PR) besar yang harus diselesaikan bersama-sama. Prevalensi stunting Wonosobo sebagaimana data E-PPGBM 2022 menunjukkan sebesar 19,22%.

Stunting masih menjadi isu utama pada Peringatan Hari Keluarga nasional (Harganas) ke 29 tahun 2022.

“Peringatan Harganas tahun 2022 ini sebagai pembaharu dan penguat komitmen seluruh stakeholder di Kabupaten Wonosobo. Terutama, dalam menurunkan prevalensi stunting, yang saat ini masih tinggi,” ungkap Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat dalam peringatan Harganas ke- 29 tahun 2022 di Pendopo Bupati, Kamis (7/7/2022).

Menurutnya, momentum ini juga mampu menyatukan langkah dan kolaborasi semua pihak dalam meningkatkan kualitas keluarga Indonesia. Hal ini guna menciptakan generasi muda yang unggul berkualitas.

Peran keluarga dalam tumbuh kembang dan pembentukan karakter generasi bangsa, menempati posisi yang mendasar dan esensial.

“Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan berperan sebagai makhluk sosial, sehingga di masa depan anak dapat mengidentifikasi secara mandiri perannya dalam masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembangunan keluarga sangat layak untuk menjadi salah satu prioritas kita dalam melaksanakan pembangunan secara keseluruhan,” ucapnya.

Dijelaskan, pembangunan keluarga dapat dikatakan menjadi dasar bagi pembangunan yang lebih besar. Yakni, sumber daya manusia yang menjadi faktor paling menentukan dalam keberhasilan pembangunan bangsa.

Dalam perjalannya, pembangunan keluarga pun menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah prevalensi stunting yang masih tinggi, sebagaimana data E-PPGBM 2022 menunjukkan sebesar 19,22%.

Diperlukan percepatan langkah dan sinergitas dari seluruh stakeholder terkait, untuk mampu melaksanakan berbagai program dan intervensi yang telah direncanakan, sehingga target 14% secara nasional pada 2024 dapat terwujud.

Keluarga sebagai subjek dan objek pembangunan, harus mampu berperan serta dan bersinergi dengan stakeholder lainnya dalam upaya penurunan stunting.

“Momentum peringatan Hari Keluarga Nasional ini saya harap mampu menjadi media komunikasi yang efektif, dalam meningkatkan kesadaran dan mengaktifkan gerakan masyarakat dalam menekan stunting khususnya di Kabupaten Wonosobo,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas PPKBPPPA Wonosobo Dyah Retno Sulistyowati, menyampaikan berbagai kegiatan telah dilaksanakan pada peringatan Harganas kali ini. Seperti Pencanangan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di 37 Kampung KB, yang dilaksanakan tanggal 29 Juni 2022 di Desa Tanjunganom Kecamatan Kepil.

Pemutaran film dan KIE di 15 Kecamatan (di Kampung KB/Desa Lokus Stunting). Pelayanan Sejuta Akseptor Harganas bekerjasama dengan IBI dan lembaga/organisasi dengan target 986 akseptor tercapai 1.606 akseptor (162,9 %), Peringkat 4 Provinsi Jawa Tengah.

Pencanangan Sekolah Lansia, yang merupakan kolaborasi dengan Mafindo, dibentuk di 2 Desa/kelurahan meliputi  Wonosobo Barat dan Lamuk Kalikajar dengan tujuan menjadikan lansia melek literasi.

Kemudian pembentukan sekolah siaga kependudukan di 2 sekolah meliputi   MAN I Wonosobo, dan SMP N I Wonosobo.

Memberikan terapi kepada 56 Batita stunting di Desa Reco Kecamatan Kertek bekerjasama dengan IFI (Ikatan Fisioterapi Indonesia). Konseling calon pengantin, baik di PUSPAGA maupun pelayanan keluarga sejahtera di balai KB kecamatan. Penyusunan buku saku dashat mengikuti lomba tingkat Provinsi Jawa Tengah.

“Selain itu ada program unggulan yaitu gerakan bersama menurunkan unmet need,   tunda sampai cukup atasi stunting dan gotong royong untuk atasi stunting,” pungkasnya. (gus)

Kategori :