Risna menjadi ibu asrama sejak sekolah itu belum dibuka. Risna sarjana matematika lulusan Fakultas Saintek Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Dia arek Malang. Sekolah Dasar, Tsanawiyah, dan Aliyah-nyi pun di Malang.
Di SPI Batu, Risna juga mengajar: mata pelajaran matematika. Sebagai guru dan ibu asrama Risna mengenal sangat baik Sheren. Pun sampai orang tuanyi. Ibunda Sheren sering menelepon Risna. Zaman Sheren masih siswa SMA di SPI. Sang ibu sering menanyakan soal anaknya.
Suatu saat, sang Ibu menelepon Risna. Yakni beberapa bulan setelah Sheren lulus SMA. Sang Ibu marah-marah. Setengah komplain: gara-gara sekolah di SPI, Sheren pindah agama, masuk Katolik.
Sang Ibu mengatakan, kata Risna, akan ke Batu. Akan menarik Sheren pulang ke Madiun.
Risna menjelaskan bahwa Sheren sudah bukan siswa lagi. Sudah lulus. Agar sang Ibu berhubungan langsung dengan anaknyi sendiri.
Itulah telepon terakhir sang Ibu kepada Risna. Isi telepon itu dia ceritakan ke Sheren. "Sheren memutuskan untuk pulang ke Madiun menemui ibunyi," ujar Risna menirukan reaksi Sheren.
Risna tidak tahu apa yang menyebabkan Sheren pindah agama. Setahu Risna, sampai tamat SMA, Sheren masih Islam. Masih ikut sembahyang berjamaah yang diwajibkan di asrama itu. Ada musala di lantai dua asrama.
Siswa yang Kristen dan Katolik juga wajib ke gereja di hari Minggu. Yang Buddha dan Hindu juga ibadah di luar.
Komposisi siswa di SMA Selamat Pagi Indonesia memang sudah ditetapkan: 40 persen Islam, 20 persen Kristen, 20 persen Katolik, 10 persen Buddha, dan 10 persen Hindu.
Komposisi itu juga harus mencerminkan wilayah Indonesia. Setiap angkatan setidaknya harus ada yang dari empat pulau besar: Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kian banyak wilayah kian baik.
Apakah Risna melihat selama SMA Sheren berpacaran? “Ada. Pacarnya kakak kelasnya. Teman-temannya juga tahu," ujar Risna.
Sheren angkatan kedua di SMA SPI. Sekolah SPI memang baru dibuka setahun sebelumnya. Dia anak yatim. Bapaknyi meninggal. Ibunyi jualan kecil-kecilan. Ketika masuk SMA, ibunyi sudah kawin lagi. Sheren punya bapak tiri.
Saat mendirikan sekolah itu Julianto "bintang" dalam bisnis multi level marketing. Ia leader di MLM HDI. Yakni produk kesehatan dan vitalitas seperti pollen dan royal jelly.
Dalam pertemuan-pertemuan besar "agen" MLM, Julianto jadi idola. Paling sukses. Lalu memberikan pidato kisah-kisah suksesnya. Julianto jadi motivator terkenal di lingkungan bisnis itu.
Temannya pun banyak. Para leader di bisnis HDI mengidolakannya.
Itulah bisnis jualan produk lewat Sosial Network Marketing –istilah baru untuk MLM. Julianto jago di situ.