MAGELANG,Kota Magelang merupakan kawasan bernilai sejarah sangat besar, sehingga punya daya tarik potensial terhadap sektor pariwisata. Minimnya lahan serta sumber daya alam, membuat wilayah seluas 18,53 kilometer persegi ini hanya mampu mengandalkan sektor jasa, salah satunya pariwisata yang menjadi substansi penting, mendorong kemajuan perekonomian daerah.
Demikian dikatakan Anggota DPRD Kota Magelang Marjinugroho di sela rapat dengar pendapat antara Komisi C dengan Dinas Perhubungan (Dishub) akhir pekan lalu. Ia mengatakan banyak hal potensial, salah satunya mengintegrasikan transportasi di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dengan Kota Magelang.
“Pemkot Magelang bisa memanfaatkan keberadaan KSPN Borobudur dengan mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang supaya mau melakukan perjalanan wisata di Kota Magelang,” kata Marjinu.
Ketiadaan angkutan khusus angkutan wisata selama ini, katanya, membuat pariwisata di Kota Magelang sedikit “melempem” dan kalah jauh dibanding dengan Kabupaten Magelang dan daerah lain se-eks Karesidenan Kedu.
“Padahal peluang itu ada. Setelah pandemi Covid-19 melandai sejak awal tahun 2022, kunjungan wisata di Kota Magelang tumbuh signifikan. Mulai dari TKL Ecopark, Alun-alun, dan Gunung Tidar. Mestinya ini jadi motivasi besar,” ujarnya.
Ia meminta Pemkot Magelang untuk menggandeng perusahaan swasta maupun badan usaha transportasi agar merealisasikan angkutan khusus pariwisata. Untuk meliat sejauh mana keuntungannya, maka dia memberi alternatif supaya ada uji coba terlebih dahulu.
“Rencana ini juga harus non-APBD lho. Artinya pengadaan mobil biaya dan operasionalnya dilakukan oleh pihak ketiga. Sedangkan dana APBD atau dari Pemkot Magelang bisa memberikan pelatihan atau pemberdayaan bagi para sopir dan pramuwisatanya,” ujarnya.
Menurut Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang ini, banyak keuntungan lain bila rencana angkutan wisata bisa terwujud. Pengunjung akan merasa lebih praktis, efisien, dan nyaman.
“Kalau itu berjalan, saya yakin Kota Magelang akan dapat brandingnya. Wisatawan Borobudur merasa belum lengkap jika belum datang ke Kota Magelang. Dan bonusnya, turun temurun akan seperti itu terus,” tandasnya.
Terlebih lanjutnya, sentra industri kecil dan menengah (IKM) tahun depan akan mulai beroperasi di kawasan Lembah Tidar. Hal ini tentu menjadi modal awal yang besar di Kota Magelang.
“Pemkot Magelang bisa membuat trayek jurusan Borobudur-wisata Gunung Tidar dengan nama paket wisata religi, Borobudur-TKL Ecopark, dengan nama wisata panorama atau outbond, kemudian trayek Borobudur-Alun-alun-IKM Center dengan nama paket wisata kuliner dan merchandise,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih menyambut baik rencana integrasi angkutan pariwisata. Hal ini diyakini mampu menambah daya gedor pariwisata di Kota Magelang.
“Apalagi setelah pandemi, banyak tempat-tempat wisata yang sekarang mulai bangkit lagi. Harapannya dengan angkutan terintegrasi kita bisa menggabungkan kawasan wisata dengan sarana dan prasarana penunjang lain yang lebih maju,” ucapnya. (wid)