Imbas Harga BBM, Tarif Angkot di Temanggung Naik 25 Persen

Selasa 06-09-2022,06:00 WIB
Reporter : Setyo Wuwuh
Editor : Nur Imron Rosadi

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Tarif angkutan kota dan desa (angkot/angkudes) di Kabupaten Temanggung terpaksa dinaikkan, seiring dengan keputusan pemerintah pusat yang menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), akhir pekan kemarin.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Temanggung, Sutrisno mengatakan, tarif angkot/angkudes di Kabupaten Temanggung naik sebesar 20-25 persen dari tarif sebelumnya. Kenaikan tarif angkot dan angkudes ini menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM.

"Harga BBM sudah naik, secara otomatis akan mempengaruhi tarif angkutan umum, baik itu angkot maupun angkudes," terangnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (5/9).

Ia mengakui, keputusan menaikkan tarif angkutan ini sebenarnya berat, di tengah-tengah kondisi ekonomi yang sedang tak menentu saat ini. Namun karena adanya kenaikan harga BBM maka keputusan kenaikan tarif angkutan umum ini terpaksa dilakukan.

Menurutnya, dengan naiknya harga BBM subsidi maupun nonsubsidi langsung berdampak pada biaya operasional, sehingga jika tidak dinaikkan tarifnya maka akan memberatkan awak angkutan.

"Pemerintah sudah mengambil keputusan menaikkan harga BBM, imbasnya ya menaikkan tarif angkutan umum," katanya.
Keputusan penyesuain tarif angkutan umum tersebut berlaku mulai hari Senin 05 September 2022.

"Semua jurusan angkudes di Temanggung, tarifnya naik rata rata Rp1.000, contoh angkutan jalur kota kota yang dulu Rp4000 kini menjadi Rp5000 untuk umum sedangkan pelajar dari Rp2000 menjadi Rp3000," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ada 18 jurusan di Kabupaten Temanggung dengan jumlah angkutan sebanyak 640 unit namun yang masih beroperasi hanya sekitar 400 unit saja.

"Kami berharap awak angkutan tidak melakukan pemaksaan tarif, jika ada penumpang hanya membawa uang sesuai tarif lama jangan terus diturunkan," imbaunya.

Terpisah, salah satu awak angkutan jalur D Kota Temanggung, Rohman, mengaku pemberlakuan tarif baru masih belum sepenuhnya efektif, karena  masih banyak penumpang membayar dengan tarif lama.

"Hari ini udah kita naikkan seribu rupiah, tapi masih banyak memakai tarif lama," tuturnya.

Ia juga mengeluhkan kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM subsidi sehingga membuat beban biaya operasional bertambah bagi awak angkutan.

"Saat ini kondisi ekonomi masih belum menentu, jadi sekarang masih sepi penumpang, BBM naik jadi tambah berat, kami sopir berharap pemerintah bisa memberikan perhatian," harapnya. (set)

Kategori :