PURWOREJO,MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Potensi pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Purworejo kian menjanjikan mengingat kebutuhan masyarakat terhadap kopi semakin meningkat dan Kabupaten Purworejo memiliki potensi pertanian kopi yang sangat baik.
Peluang itu harus ditangkap oleh para petani dengan cara meningkatkan keterampilannya sehingga dapat mendongkrak tingkat produktivitas dan mampu bersaing dengan kopi-kopi dari daerah lain.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Jateng VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Vita Ervina SE MBA, saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Produktivitas Tanaman Kopi dan Teknik Pengolahan Kopi yang digelar oleh DPR RI bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Ganesha Convention Hall Purworejo, Kamis (15/9).
Bimtek diikuti para ketua atau perwakilan dari 20 kelompok tani calon penerima bantuan intensifikasi kopi di Kabupaten Purworejo yang berasal dari 9 wilayah kecamatan, yakni Kaligesing, Bagelen, Pituruh, Loano, Bruno, Gebang, Bener, Purworejo, dan Kemiri. Kegiatan juga diikuti para koordinator penyuluh kecamatan yang pendamping kelompok penerima bantuan intensifikasi kopi.
Sejumlah narasumber dihadirkan, antara lain dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purworejo, Jayadi, yang memparkan strategi peningkatan produktivitas tanaman kopi, serta praktisi kopi, Kusnul Wahyu, dengan materinya terkait teknik pengolahan kopi yang baik bagi petani.
"Kita ketahui bersama bahwa meskipun kopi bukan komoditas utama di Purworejo, seperti halnya di Wonosobo, Temanggung, dan Magelang, tetapi perkebunan kopi khususnya robusta sudah mulai banyak dibudidayakan oleh masyarakat, sehingga secara khusus diperlukan dukungan guna meningkatkan hasil atau produktivitas," kata Vita.
Disebutkan, Purworejo yang secara topografis merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu antara 19-28C memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan kopi, khususnya jenis robusta. Beberapa dataran tinggi yang di antaranya lereng gunung pupur, gunung mentosari, gunung rawacacing, lereng-lereng di pegunungan menoreh sangat potensial untuk pengembangan tanaman kopi.
“Kami mendukung secara penuh dalam pengembangan kopi robusta di Purworejo," sebutnya.
Vita mengungkapkan bahwa Bimtek yang digelar kali ini merupakan salah satu upaya membekali masyarakat dengan pengetahuan agar mampu meningkatkan produktivitas. Tidak menutupkan kemungkinan ke depan juga akan diadakan program-program lain terkait dengan pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Purworejo.
“Sesuai data yang ada di BPS pada tahun 2020, luasan perkebunan kopi di Purworejo adalah 529 Ha dengan produksi mencapai 171 ton. Meskipun bantuan belum mencakup secara keseluruhan, tidak menutup kemungkinan ke depan dilakukan perluasan kegiatan intensifikasi kopi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Kopi Bangun Semi Desa Donorejo Kecamatan Kaligesing, Supangat, mengaku senang dan mengapresiasi adanya fasilitasi Bimtek kali ini. Ia merasa tambah semangat dan antusias untuk mengembangkan kopi di desanya.
"Harapan kopi Purworejo ini semakin bisa dikenal. Kopi bisa menjadi media bagi masyarakat luas untuk mengenal Purworejo, baik di kancah nasional maupun internasional sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terangkat," ujarnya. (top)