TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung menilai keputusan pemerintah pusat menghapus subsidi untuk pupuk jenis ZA sangat tidak adil, mengingat pupuk ini masih digunakan oleh petani tembakau.
Ketua DPC APTI Temanggung Siyamin mengatakan, menghapus subsidi pada pupuk jenis ZA sama saja membunuh petani tembakau secara pelan-pelan, karena pupuk ZA ini merupakan kebutuhan pokok bagi petani tembakau.
"Kenapa hanya jenis ZA, sedangkan NPK dan Urea masih mendapatkan subsidi," kata Siyamin.
Ia mengatakan, jika ditelusuri secara detail, pupuk ZA ini perannya sangat besar dalam menyumbang pendapatan negara, terutama dari cukai tembakau dan hasil turunan tembakau.
Namun lanjutnya, kenapa pemerintah justru tidak memberikan subsidi pada pupuk ZA, subsidi diberikan hanya untuk tanaman pangan dan holtikultura lainnya.
"Tidak bisa dipungkiri, hasil cukai tembakau dan produk turunannya sudah menyumbang pembangunan negeri ini, harusnya pemerintah bisa melihat itu," katanya.
Bahkan katanya, dari cukai tembakau dan produk turunannya, negara mendapatkan pemasukan kurang lebih Rp200 triliun, namun ternyata tidak ada imbal balik yang positif untuk petani tembakau.
Justru dengan penghapusan subsidi pada pupuk ZA ini akan semakin memberatkan petani tembakau. Petani akan semakin sengsara karena harga pupuk semakin mahal, sedangkan harga jual tembakau saat ini belum sesuai dengan harapan petani.
"Adanya kebijakan baru penghapusan pupuk subsidi bagi petani tembakau semakin menambah sengsaranya para petani.
Kami dari APTI melihat bahwa kebijakan tersebut sangat tidak adil karena petani tembakau salah satu stake holder dari IHT yang menyumbang cukai sebesar 200 T lebih. Maka kebijakan penarikan subsidi pupuk adalah yang sangat tidak bijak," tukasnya.
Apalagi lanjut Siyamin, dengan adanya kenaikan BBM makin menambah beban bagi petani. Biaya operasional mulai dari musim tanam hingga panen raya akan semakin membengkak.
Oleh karena itu harap Siyamin, pemerintah harus tetap memberikan subsidi pupuk kepada petani dalam hal ini untuk tembakau. Karena selama ini petani adalah garda terdepan dalam IHT yang mampu memberikan kontribusi pada penerimaan negara di sektor cukai yang tembus angka 200 T.
"Penolakan kami sangat beralasan, karena kondisi cuaca yang buruk berakibat pada harga tembakau yang belum membaik, ditambah dengan kenaikan cukai pada tahun ini menjadi beban bagi para petani tembakau dalam permodalan. Fenomena kenaikan BBM menambah beban petani," katanya.
Ia berharap, pemerintah bisa mengkaji ulang terhadap penghapusan pupuk jenis ini. Saat ini beban petani sangat berat, jangan ditambah berat dengan kenaikan harga pupuk karena pemerintah telah mencabut subsidinya.
"Harapan kami hanya itu jangan bebani kami dengan regulasi yang ada. Maka jangan salahkan kami apabila kami turun ke jalan apabila penarikan subsidi tetap dilakukan," pesan Yamin. (set)