PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan dipercaya memberikan pengaruh yang besar dalam mendukung suksesnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karenanya, SMK Kesehatan Purworejo menggelar Deklarasi Sekolah Anti Perundungan dan Gerakan Sekolah Menyenangkan, kemarin.
Dalam deklarasi itu, ditandatangani oleh perwakilan siswa, para guru, Kepala Sekolah, Ketua Yayasan, Komite dan dua Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng.
Kepala Sekolah, Nuryadin, S.Sos.,M.Pd mengatakan penandatanganan deklarasi, merupakan tindak lanjut adanya workshop tentang Anti Perundungan dan Gerakan Sekolah Menyenangkan, yang menghadirkan dua narasumber Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng, H. Achmad Chamdani, S.Pd.,M.Pd., dan Bani Mustofa, M.Pd.
Program tersebut, menurut Nuryadin, selain memang merupakan komitmen dari sekolah, juga merupakan bagian dari pelaksanaan program SMK PK SMK Kesehatan Purworejo, “Prinsipnya, sejak SMK Kesehatan Purworejo berdiri, komitmen kita jangan sampai ada kekerasan fisik maupun non fisik. Kita pengin keunggulan kita pada para bapak ibu guru, para siswa, bisa nyaman dan senang belajar di SMK Kesehatan Purworejo,” ujar Nuryadin, usai deklarasi.
Komitmen itu, tercantum dalam motto sekolah, bahwa profil siswa SMK Kesehatan Purworejo akan tetap dan selalu 3 T, Tertib Ibadah, Tertib Belajar dan Tertib Organisasi, Anggun Akhlaknya Unggul Intelektualnya, Simpatik Menarik Tenang Meyakinkan.
“Dengan motto yang kita laksanakan itu, tak ada lagi yang namanya kekerasan. Itu menjadi salah satu ciri keunggulan sekolah kita, bagaimana sekolah menggembirakan, menyenangkan, menggairahkan. Dengan gerakan ini akan lebih memperkokoh komitmen ini,” ujar Nuryadin sambil menambahkan, jika ingin sekolah dengan damai dan menyenangkan pilihannya di SMK Kesehatan Purworejo.
Ir Ari Tiasadi, selaku Ketua Yayasan Bina Tani Bagelen menyampaikan, bahwa Anti Bullying ini sudah menjadi isu nasional. Dari data, 45 persen remaja di Indonesia pernah mengalami bullying. Dan ini perlu diantisipasi dengan membiasakan anak untuk selalu berpikiran positif, bisa saling menghargai antar teman.
“Mari kita ajak semuanya untuk saling menghargai, dan saling introspeksi, apa yang kita lakukan ke orang lain ketika kembali ke kita, apakah kita bisa menerimanya,” kata Ari Tiasadi.
Salah satu pengawas, Achmad Chamdani menjelaskan, di Kurikulum Merdeka, intinya sekolah itu harus menyenangkan, tak ada kekerasan, tak ada bullying.
Tujuan diadakannya, workshop agar supaya siswa di sekolah menyenangkan, kerasan, betah dengan guru, temannya, sehingga prestasi secara otomatis bisa meningkat.
Dia berharap, setelah workshop ini, SMK Kesehatan Purworejo akan menjadi sekolah yang menyenangkan, dengan ciri siswa merasa senang selama mengikuti KBM dan guru merasa nyaman mengajar.
Zahrotul Mukaromah, selaku Ketua OSIS SMK Kesehatan Purworejo sangat mendukung dengan adanya workshop dan Deklarasi Gerakan Anti Perundungan dan Gerakan Sekolah Menyenangkan.
Hal itu, menurut Zahrotul Mukaromah, bisa menambah wawasan terkait bullying, yang dicontohkan dengan ucapan yang bisa melukai hati, namun yang mengalaminya tidak berani mengatakannya.
“Kita akan mensosialisasikan adanya gerakan Anti Perundungan dan Gerakan Sekolah Menyenangkan ini lewat anggota OSIS ke siswa lainnya,” pungkas Zahrotul Mukaromah. (luk)