PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Masyarakat di Kabupaten Purworejo diminta untuk dapat berpartisipasi menjaga kelestarian cagar budaya Stasiun Purworejo.
Selain untuk berwisata, masyarakat kini juga dapat memanfaatkan bangunan peninggalan kolonial Belanda tersebut untuk berbagai aktivitas, mulai dari sosial kemasyarakatan hingga usaha komersial.
Hal itu disampaikan oleh VP Daop 5 Purwokerto, Daniel Johannes Hutabarat, saat mengunjungi kawasan Stasiun Purworejo pada Sabtu, 26 November 2022.
Dalam kunjungannya, jajaran Daop 5 juga mengajak generasi milenial yang tergabung dalam Komunitas Spoor Limo (KSL) untuk melakukan aksi bersih-bersih stasiun.
“Hari ini kita dari Purwokerto bersama teman-teman KSL melakukan bersih-bersih stasiun, seperti mengepel, membersihkan rumput, dan lain-lain agar stasiun ini tetap terjaga dan nyaman dikunjungi masyarakat,” katanya didampingi Manajer Humas, Kris Biyantoro dan sejumlah pejabat Daop 5.
Disebutkan, Stasiun Purworejo sudah tidak dioperasikan sejak sekitar tahun 2010 dan kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Kendati demikian, secara arsitektur bangunan masih sangat kokoh dan aman. Melihat keberadaannya yang sangat representatif, Daop 5 mempersilakan kepada masyarakat jika ingin memanfaatkannya untuk berbagai aktivitas.
“Jadi tidak hanya untuk wisata ya. Boleh juga misalnya untuk kegiatan sosial, kesenian, tujuh belasan, resepsi pernikahan, atau yang lain. Namun, tidak boleh kalau untuk aktivitas kemaksiatan seperti prostitusi dan perjudian,” sebutnya.
Daop 5 juga menginzinkan jika ada warga atau pengusaha yang akan mengunakan Stasiun Purworejo sebagai lokasi usaha komersial.
Terdapat sejumlah ruangan dengan fasilitas dan halaman luas yang dapat dimanfaatkan.
Selanjutnya terkait sistem kerja sama atau sewa-menyewa, dapat berkomunikasi langsung dengan Daop 5.
“Untuk usaha kuliner, seperti café, ini sangat bagus, pengunjung bisa menikmati suasana berbeda,” jelasnya.
Daniel mengungkapkan, Stasiun Purworejo memiliki nilai historis yang kuat. Karena itu, keberadaannya di pusat kota Purwoejo diharapkan mampu menjadi ikon, kebanggaan, sekaligus pendongkrak perekonomian masyarakat.
“Jadi mari kita jaga bersama-sama. Jangan sampai mencoret-coret dinding, mengotori atau merusak fasilitas yang ada,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa rencana reaktivasi Stasiun Purworejo pernah beberapa kali mengemuka.
Namun, belum dapat terwujud akibat berbagai pertimbangan. Kini, rencana aktivasi itu kembali diwacanakan oleh Kementerian Perhubungan.
“Rencananya adalah jalur untuk Dipo yang arah Jogja. Jadi meramaikan lagi commuterline antara Kutoarjo dan Jogjakarta. Kemarin sempat diskusi. Sudah beberapa kali ada survei di sini, tapi belum tahu kapan akan realisasi,” tandasnya. (top)