TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Embung Kledung dan Posong menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Embung Kledung menawarkan keindahan alam yang begitu eksotik dengan berlatarbelakang panorama gunung yang menarik.
Bila cuaca cerah dan mendukung, keindahan Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, dan Gunung Ungaran bisa dinikmati dari lokasi tersebut.
Demikian pula Posong yang berada di kaki Gunung Sindoro memiliki keindahan sunrise yang cukup terkenal. Dari sini, pengunjung bisa melihat puncak 7 gunung, yakni Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, Telomoyo, Ungaran, Muria dan Merapi. Terlebih bila cuaca cerah, sering menjadi rujukan bagi penghoby fotografi untuk mengabadikan moment tersebut.
Namun kehadiran destinasi wisata baru bernama Mbeteng Sata yang terletak di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Temanggung bisa menandingi mereka.
Dibangun di atas lahan seluas 35 × 30 meter persegi, wisatawan yang datang akan disuguhkan sebuah atraksi panorama keindahan alam 9 puncak gunung dari satu titik. Antara lain Gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, Merbabu, Andong, Prau, Ungaran, Muria dan Telomoyo.
Semuanya dapat dilihat dari satu titik saja, yakni bangunan Mbeteng Sata saat cuaca cerah. Belum lagi keindahan sunrise atau matahari terbit yang memendarkan warna jingga di hamparan langit saat pagi hari. Tak puas sampai di situ, saat malam hari wisatawan juga menyaksikan kilauan cahaya termasuk pesisir laut Weleri, Kabupaten Kendal lengkap dengan cahaya-cahaya kapal yang lalu lalang maupun tengah bersandar. Yang paling menarik adalah panorama alam mulai sunrise di pagi hari, puncak-puncak gunung saat cuaca cerah, hingga kemerlap lampu kota Temanggung dan pelabuhan hingga cahaya kapal di Weleri Kendal. Jadi wisatawan bisa lihat gunung dan laut dari Mbeteng Sata ini, kata Manajer Wisata Mbeteng Sata, Mursalim.
Tak hanya wisatawan lokal saja yang kerap datang berkunjung, namun Mursalim juga mengaku pernah suatu ketika datang wisatawan mancanegara asal Perancis yang mengaku takjub dengan suguhan alam saat sunrise yang muncul dari balik gunung antara Merapi dan Merbabu.
Tempat ini telah dilengkapi beberapa sarana dan pra sarana pendukung mulai toilet, lahan parkir yang luas, hingga homestay bagi mereka yang ingin menginap di desa ini.
Dari pusat perkotaan Temanggung, desa ini berjarak sekitar 40 kilometer dan dapat ditempuh dengan kisaran waktu sekitar 45 sampai 60 menit. Rasa lelah menyusuri jalan berkelok seakan lenyap apabila kita sampai di lokasi tersebut. Betapa tidak, sejauh mata memandang hanya hamparan perbukitan bak permadani hijau yang terlihat. Sangat layak apabila kita sebut sebagai salah satu serpihan surga yang jatuh ke dunia.
Tempat ini merupakan salah satu saksi sejarah karena digunakan sebagai lokasi pengungsian bagi warga setempat saat terjadinya peperangan penumpasan DI/TII puluhan tahun silam.
Dahulu warga Desa Campurejo dan sekitarnya menjadikan tanah ini sebagai lokasi pengungsian saat era penumpasan DI/TII. Bentuknya juga dulu memang seperti benteng yang terbuat dari gundukan tanah untuk tujuan keselamatan pengungsi itu sendiri, jelasnya. (*)