PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Sepanjang tahun 2022 lalu ditemukan sebanyak 11 kasus Campak dan Rubella (MR) di Kabupaten Purworejo. Padahal, empat tahun sebelumnya Kabupaten Purworejo sempat menyandang zero MR atau tidak ada kasus sama sekali.
Penyebab utama penyakit tersebut ditengarai karena tidak lengkapnya riwayat imunisasi.
Koordinator P3KL Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purworejo, Ernaningsih, saat dikonfirmasi menyebut kasus MR di Kabupaten Purworejo tersebar di 5 Kecamatan pada tahun 2022. Masing-masing yakni Kecamatan Kutoarjo, Bayan, Butuh, Bagelen, dan Pituruh.
“Ya 2022 kami mengirimkan 107 sampel, hasil laboratorium 11 kasus itu tadi yang positif. Masing-masing 6 kasus Campak dan 5 kasus Rubella," sebutnya, Kamis 26 januari 2023.
Sebelumnya pada tahun 2016 ditemukan 2 kasus Campak dan 4 kasus campak pada tahun 2017. Kasus Campak kembali muncul pada tahun 2022 ditemukan di Kecamatan Purwodadi, Butuh, Loano, Purworejo dan Kutoarjo.
"Berdasarkan data, Purworejo sempat zero MR sejak tahun 2018 - 2021," katanya.
Dijelaskan, Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang sangat mudah menular. Penularan bisa melalui udara saat pasien batuk atau bersin.
Campak memiliki gejala klinis demam tinggi, muncul bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk, pilek serta mata merah (conjunctivitis).
"Penyakit ini sangat berbahaya bila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis hingga dapat menyebabkan kematian," jelasnya.
Sementara Penyakit Rubella, gejala klinisnya nyaris sama. Hanya saja, beberapa kasus kadang tidak bergejala. Itu yang menyebabkan Rubella lebih sulit terdeteksi. Rubella sangat berbahaya bagi wanita hamil terutama pada kehamilan trimester pertama.
"Rubella bisa mengakibatkan keguguran atau bayi lahir dengan cacat bawaan yang disebut dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS)," ujarnya. (top)