YOGYAKARTA, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan sistem pengendalian intern. Salah satunya dengan menerapkan manajemen risiko secara sistematis pada satuan kerja lingkup Kementan.
Sebagai salah satu unit pelaksana teknis, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogayakarta Magelang (Polbangtan YoMa) menunjukkan komitmennya. Dibuktikan dengan penyusunan manajemen risiko indeks oleh Satuan Pelaksana Pengendalian Internal (Satlak PI) pada 5-6 April lalu.
Hal ini juga dilakukan oleh seluruh satuan kerja agar dapat mengelola dan mengendalikan risiko potensial. Sehingga diharapkan mampu mencapai tujuan organisasi, serta menghindari dampak yang tidak diinginkan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyerukan pentingnya setiap individu memiliki pemahaman manajemen resiko. Supaya individu dalam seluruh tingkatan dapat bersinergi dan berkontribusi dalam manajemen risiko.
“Meskipun manusia wajar melakukan salah tapi secara teori harus mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Berikutnya harus didukung early warning system dengan saling mengingatkan dan menjaga dalam lingkungan Kementerian Pertanian.” tegas Mentan Syahrul.
Untuk itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam kegiatan Penyusunan Manajemen Risiko dalam Mendukung Maturitas SPIP di Bogor pada pertengahan Maret 2023, mengatakan pentingnya mengidentifikasi risiko.
”Kita harus bisa mengenali mana risiko yang tinggi, mana yang rendah. SPI (Sistem Pengendalian Intern) ibarat menilai kesehatan diri kita. Tak hanya formalitas, untuk menghindari masuk rumah sakit, namun juga untuk mencapai tujuan kita.” jelas Dedi.
Dedi menyebutkan pentingnya mengidentifikasi risiko agar dapat mengantisipasi masalah yang berpotensi muncul. Menurutnya, masalah yang terjadi dapat menyebabkan kegiatan terganggu, sehingga tujuan organisasi tidak dapat tercapai 100 persen.
Pada kesempatan itu, didampingi 2 auditor dari Inspektorat Jenderal Kementan, Satlak PI Polbangtan YoMa menyusun 5 indeks resiko. Berpatokan pada perjanjian kinerja antara Direktur Polbangtan YoMa dan Kepala BPPSDMP, Satlak PI menyiapkan langkah – langkah untuk mengantisipasi risiko yang muncul.
Dijelaskan oleh Wakil Direktur 2, Akimi, kegiatan ini dilakukan agar fungsi pengendalian di lingkup Polbangtan YoMa dapat berjalan dengan optimal.
“SPI harus berfungsi dengan baik untuk mengawal capaian kinerja Polbangtan YoMa.” tegas Akimi.
Ia meyakini SPI sebagai proses yang menyeluruh untuk memberikan keyakinan yang memadai atas pencapaian tujuan organisasi.
Akimi juga mengajak seluruh komponen untuk mengikuti prosedur operasional. Ke depan, pelaksana kegiatan dapat bertindak secara tepat dan cepat untuk mengantisipasi risiko. (Osi YoMa)