WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Sejak tahun 2018 silam hingga kini, tercatat sebanyak 62 desa di Wonosobo memiliki program kampung iklim (proklim). Tahun 2024 diproyeksikan sebanyak 50 desa proklim.
Demikian disampaikan oleh pengawas lingkungan hidup ahli muda DLH Kabupaten Wonosobo, Christriyogo Priyo Utomo.
"Target kita di tahun 2024 ada 50 desa proklim. Tapi itu wacana, karena yang paling penting sebanarnya bukan hanya jumlah akan tetapi bagaimana kualitas proklim di desa-desa. Kira-kira mampu tidak untuk konsisten dan mengembangkan," katanya.
Pihaknya mengatakan, sejauh pemantauannya ada 1 desa masuk kategori proklim utama. Harapannya, kampung lainnya dapat mengadopsi capaian tersebut.
BACA JUGA:Diduga Selewengkan Pinjaman Rp4,2 M, SNZ Ditahan Kejari Wonosobo
"Di Wonosobo kita mengenal proklim secara utuh itu sejak tahun 2018. Sejauh ini yang saya tahu hanya 1 desa yang berhasil mendapatkan trophy proklim utama yaitu Desa Kalimendong Leksono karena dinilai mampu mengembangkan kapasitas adaptasi, aksi, dan mitigasi perubahan iklim," tambahnya.
Dalam acara yang sama, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menilai proklim perlu digalakkan. Pasalnya gas rumah kaca (GRK) miliki pengaruh besar bagi masyarakat.
"Proklim ini harus terus dilakukan karena menyangkut kelangsungan hidup manusia. GRK berpengaruh ke kesehatan dan kualitas tanaman, nantinya tentu pengaruh ke perekonomian masyarakat," ucap Afif dalam sambutannya.
Desa Kawista, Afif berharap akan jadi salah satu desa proklim yang akan berkembang. Ia menilai, masyarakat desa itu memiliki potensi besar.
"Desa Kawista ini proklim-nya harus berkembang. Saya lihat warga di sini semangat, menyambut baik program kampung iklim. Kita perlu berkolaborasi untuk kegiatan proklim," imbuh Afif. (mg7)