WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Anies Baswedan merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam - Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) semasa duduk di bangku kuliah yang kini maju sebagai calon presiden (Capres).
Meski demikian, Pengurus Besar (PB) HMI-MPO akan tetap bersikap independen menyikapi rencana pemilihan presiden pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Meskipun Mas Anies ini kader HMI, kami tetap independen dan menggunakan hak pilih kami secara objektif," kata Ketua PB HMI-MPO, Mahfud Hanafi, seusai melantik sejumlah kader sebagai pengurus cabang HMI Wonosobo, Minggu 23 Juli 2023 di Pendopo Wakil Bupati Wonosobo.
Mahfud Hanafi mengatakan, riwayat Anies Baswedan di lingkungan organisasi HMI itu tidak membuatnya bersikap subjektif dalam menggunakan hak pilih.
BACA JUGA:Di Malam Puncak Sarasehan Petani Milenial, Mentan: Kolaborasi Jadi Kunci Bisnis Pertanian
Ia menilai, keputusan menjadi politisi merupakan murni atas kehendak individu masing-masing, sehingga tidak ada hubungannya dengan organisasi.
Mahfud menepis, persepsi masyarakat bahwa HMI adalah kendaraan untuk berkarir di dunia politik.
"Kontestan politik dari kader HMI itu pilihan prerogatif masing-masing individu. Secara khusus kita tidak mendorong mereka ke sana, dan tidak betul kalau HMI dianggap sebagai kendaraan untuk berkarir politik," tegasnya.
Meski begitu, Mahfud Hanafi mengaku bangga jika kader HMI turut berpartisipasi dalam perhelatan pemilu tahun depan. Dukungan yang diberikan pun hanya sebatas moril.
"Tentu ada rasa bangga jika kader HMI bisa maju sebagai Capres RI. Tapi itu tidak menghalangi independensi kita sebagai organisasi besar di Indonesia," ucapnya.
BACA JUGA:Banyak yang Mengira Ini Kelenteng, Ternyata Masjid Unik Ini Ada di Magelang
Dalam menyongsong tahun pemilu, Mahfud Hanafi menekankan satu hal kepada seluruh kader HMI, khususnya kader di PC HMI Kabupaten Wonosobo.
"Tahun pemilu ini rawan sekali terjadi berbagai macam persoalan. Yang saya tekankan kepada seluruh kader HMI di Indonesia dan di Wonosobo dapat meningkatkan literasi digital untuk menangkal informasi hoaks," katanya.
Baginya, informasi bohong atau hoaks cukup berpotensi terjadi. Sehingga dengan meningkatkan wawasan literasi digital, menurutnya dapat meminimalisir hal-hal yang dapat memicu perpecahan.
"Satu saja yang saya pengen kawan-kawan bisa terapkan yaitu literasi digital. Tidak hanya untuk menyongsong pemilu, tapi semua momentum harus didasari wawasan sebagai mengantisipasi terjadinya penyebaran informasi hoax dan memecah belah umat," tandasnya. (mg7)