Ruwatan Kali Puncaki Festival Bogowonto 2023 Di Purworejo

Senin 31-07-2023,18:39 WIB
Reporter : Eko Sutopo
Editor : Lukman Hakim

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Festival Bogowonto kembali digelar oleh Komunitas Atas Jago Kawula Bogowonto tahun 2023 ini, setelah sebelumnya ditiadakan akibat pandemi. Adanya festival diharapkan mampu menjadi sarana edukasi publik dalam hal pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto.

Ketua Panitia Festival Bogowonto 2023, Ponco Fitriatmoko, menyebut Tahun 2023 ini, puncak festival ditandai dengan prosesi ruwatan kali di bantaran Sungai Bogowonto Dusun Tlepo Desa/Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo pada Jumat (28/7) sore kemarin. Ruwatan melibatkan masyarakat Desa Loano dan sekitarnya. Tidak terkecuali para penambang batu tradisional yang biasa beraktivitas dan mencari nafkah di sungai itu.

“Kami ingin mengangkat tradisi yang ada di Loano agar semakin dikenal publik," sebutnya, Senin (31/7).
Menurutnya, puncak Festival Bogowonto berlangsung monumental. Ribuan warga rela menunggu sejak pagi hari demi berpartisipasi dalam tradisi Ruwat Kali Bogowonto yang dilaksanakan setiap bulan Suro penanggalan Jawa.

BACA JUGA:Bus Murni Jaya Di Purworejo Ringsek Tabrak Pohon dan Pembatas Jalan

Ruwatan diawali dengan arak-arakan pasukan membawa aneka hasil bumi dari SMPN 25 Purworejo menuju tepi sungai. Jaraknya lebih kurang satu kilometer. Warga kemudian memanjatkan doa, lalu melarung beberapa sesaji ke sungai itu.

"Tradisi ini sudah dilakukan masyarakat setempat setiap tahun di Bulan Suro," katanya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Komunitas Atas Jago menyelenggarakan beberapa kegiatan sebagai rangkaian festival itu dalam setengah bulan terakhir. Beberapa di antaranya yakni kegiatan Santri Kali, edukasi ular kepada masyarakat, bedah buku Babad Lowano, penanaman pohon, sayembara pencak silat, dan pelatihan pembibitan ikan khas Sungai Bogowonto.

“Festival kali ini benar-benar sesuai visi komunitas kami yaitu BOKER (Bogowonto untuk Konservasi, Edukasi dan Rekreasi). Dalam menyelenggarakan festival kami sudah pada jalur yang laras, leres dan lurus. Kami mengangkat kearifan budaya lokal masyarakat sekitar sungai, menjadi perhelatan festival agar semakin dikenal. Konservasi sungai bogowonto bukan berarti tidak boleh memanfaatkan, namun pemanfaatanya harus ecofriendly dan sustainable,” ungkapnya.

Kepala Desa Loano, Sutanto, menyampaikan bahwa kegiatan itu diselenggarakan sebagai perwujudan rasa syukur warga atas kemurahan rezeki Tuhan yang diberikan lewat perantara sungai terbesar di Purworejo itu.

BACA JUGA:Petani Jeruk Purworejo Perlu Pahami Perubahan Iklim, BMKG dan DPR RI Fasilitasi SLI

"Warga di sini sudah melakukan tradisi ruwatan atau selamatan ini sejak ratusan tahun lalu," katanya.
Menurutnya, pelibatan penambang batu Dusun Tlepo karena mereka memiliki tradisi ruwatan sungai yang dilakukan secara turun temurun. Selain itu, penambang batu juga memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestarian sungai.

Bentuknya, kata Sutanto, penambang hanya mengambil batu berukuran kecil dan sedang. Mereka tidak memecah batu berukuran besar karena memiliki fungsi sebagai pemecah arus dan penahanan material dari hulu sungai.

"Mereka tetap memiliki andil menjaga kelestarian Sungai Bogowonto. Untuk itu penambang batu di Tlepo ada terus secara turun-temurun, karena sungainya terjaga," tegasnya.

Sementara itu, Camat Loano Andang Nugerahatara menambahkan, Festival Bogowonto adalah daya tarik wisata Kabupaten Purworejo. Selain itu, festival juga menjadi sarana edukasi publik untuk pelestarian DAS Bogowonto. Ia juga mengapresiasi pelaksanaan festival di Desa Loano.

"Sejalan dengan Loano yang tumbuh menjadi desa budaya, serta mendukung pengembangan wisata kawasan Super Prioritas Borobudur yang sedang gencar diprogramkan pemerintah, di mana Loano jadi salah satu wilayah pengembangannya," terangnya.

BACA JUGA:Inilah Daftar Desa-desa di Purworejo yang Mendapatkan Bantuan Sanitasi Tahun Ini

Kategori :