BACA JUGA:KOPRI PMII Purworejo Gelar Sekolah Kader, Persiapkan Pemimpin Perempuan Masa Depan
"Pertama masuk mbah di Hargorojo (Kecamatan Bagelen) kebetulan mbah punya istri orang sini (Soko Agung), ya sampai sekarang (menambang) disini (Soko Agung), sampai punya keturunan 3," jelas Hadis.
Hadis mengaku tahu bahwa ada kandungan emas di Bagelen karena membaca peta. Selain Soko Agung, menurut Hadis masih banyak lokasi lain di Purworejo yang terdapat kandungan emas.
"Ada di peta, mbah ngikuti itu, kebetulan survei ke daerah Somongari (Kecamatan Kaligesing), pertama masuk, nyari-nyari ketemunya di Hargorojo itu, di Kecamatan Bagelen. Di peta Indonesia itu kan ada titik-titik tambang. Kaligesing Somongari juga ada (kandungan emas), terus Durenombo juga ada, Durensari juga ada, Gunung Ijo juga ada," terangnya.
Awal mula Hadis membuka tambang hanya seorang diri. Namun, seiring berjalannya waktu banyak orang yang akhirnya ingin ikut menambang di lokasi milik Hadis. "Ini awal mula mbah buka (lubang) sendiri, tapi berhubung ada teman-teman yang mau ikut kerja ya tetap saya terima, sampai terakhir itu ada orang 9," ucapnya.
Menurut Hadis, batu hasil tambang harus diolah terlebih dahulu sebelum menjadi emas mentah. Batu harus dimasukkan ke sebuah mesin untuk mendapatkan kandungan emas.
BACA JUGA:FENOMENAL! Ternyata Ada Tambang Emas di Bagelen Purworejo yang Beroperasi Sejak 1970
Emas yang didapatnya biasanya memiliki kandungan 45 persen hingga 65 persen. Dirinya menjual emas mentah ke Purworejo kota dengan harga Rp400-600 ribu per gram.
"Jadi batuan, dimasukkan (mesin) gelondongan itu, baru diputer, nanti setelah jadi air ada bahan penangkapnya, di dalam gelondong itu, nanti diperas ada hasilnya apa tidak, setelah itu kalau ada hasilnya dibakar, dapatnya berapa baru diuangkan. Dijual ke Purworejo (kota)," ujarnya. (top)